almanak

Patung Perunggu, Peninggalan Masa Perundagian

Patung Perunggu di Indonesia banyak ditemukan di wilayah Sumatra Selatan, di Lampung, Jawa Tengah dan juga di Jawa Timur. Bentuknya beragam, seperti bentuk manusia dan juga bentuk hewan. Patung yang berbentuk manusia antara lain menggambarkan bentuk penari dengan gaya dinamis.

PublishedMarch 3, 2009

byDgraft Outline

Patung Perunggu Prasejarah Neolitik
Image by Los Angeles County Museum of Art (LACMA)

Sebagian besar patung perunggu yang menggambarkan bentuk manusia umumnya mengambil bentuk seorang laki-laki. Bentuk mukanya antara satu patung dan patung lainnya menariknya berbeda-beda; menandakan bahwa patung-patung itu dibuat khusus.

Kadang-kadang bentuk mukanya seperti topeng karena pada bagian mukanya dibentuk sangat lebar. Sikapnya juga berlainan, ada yang berdiri lurus ada juga yang seolah hendak melompat.

Patung Perunggu Prasejarah Neolitik
Image by Los Angeles County Museum of Art (LACMA)

Patung Perunggu berbentuk manusia dari Bangkinang (Sumatra Selatan) pada kedua kaki dan tangannya terlihat memakai gelang serta memakai kalung, sedangkan hiasan telinganya berbentuk pilin.

Patung perunggu itu memiliki lingkaran di bagian atas kepalanya. Mungkin digunakan sebagai kaitan agar bisa digantungkan. Ada juga patung perunggu yang bagian kepalanya seperti memakai tutup kepala yang menyerupai topi baja, matanya dibentuk bulat menonjol dengan bagian dahi yang tegas.

Patung itu seolah memakai hiasan berupa gelang dan kalung. Selain itu ada juga yang dibentuk sedang membawa senjata, pedang pendek atau golok atau belati tergantung pada bagian pinggangnya. Bagian kaki juga terkadang dipakai kan hiasan.

Patung yang mengambil bentuk binatang antara lain berupa gajah, harimau, kerbau, dan monyet. Di Larantuka, Flores Timur (NTT) konon diketemukan Patung perempuan sedang menenun sambil menyusui anaknya.

Tetapi sungguh disayangkan patung perunggu tersebut kabarnya telah pindah tangan (dijual) ke luar negeri dan mungkin sekarang sudah tidak bisa ditelusuri lagi jejak keberadaannya.

Patung perunggu yang ditemukan di Sumatra Selatan menurut pendapat Von Heina Geldern menggambarkan sifat dinamik dan statik. Bahan untuk membuat patung dipilih menurut bentuk patung yang akan dibuat, kemudian bentuk patung yang akan dipahat akan disesuaikan dengan bentuk aslinya.

Patung perunggu atau ditemukan di daerah Lampung seperti di daerah Baturaja, di Muara Komering, di Pagerdewa, Ranau dan juga di wilayah Punggungraharjo antara lain berupa patung perunggu yang mengambil bentuk “nenek moyang” seperti yang juga ditemukan di wilayah Jawa Barat.

Patung-patung tersebut umumnya memiliki ukuran kecil antara 50 sampai 100 cm. Berbentuk orang yang sedang duduk, jongkok dan ada juga yang berdiri. Patung dari wilayah Ranau mengambil bentuk seorang laki-laki dengan kaki yang dibentangkan (kangkang), dan memperlihatkan bagian kelamin yang tegas..

Patung-patung yang dikatakan besar berukuran kurang lebih tinggi mencapai 9,4 cm dan lebarnya 4,8 cm. Umumnya patung-patung itu memang berukuran lebih kecil daripada ukuran tersebut.

Patung perunggu yang ditemukan di wilayah Bangkinang (Riau), dilihat dari bentuk gaya memperlihatkan kesamaan dengan patung yang berasal dari zaman besi awal di wilayah Kaukasia. Beberapa patung diantaranya mengambil bentuk sepasang penari.

Sebuah patung yang mengambil bentuk hewan ditemukan di daerah Limbangan (Bogor). Patung itu menggambarkan bentuk seekor kerbau. Patung itu berukuran panjang mencapai 10,9 cm. Sebuah patung lainnya yang ditemukan di tempat sama mengambil bentuk seekor kerbau yang tengah berbaring.

Di wilayah Bogor lainnya juga ditemukan patung perunggu berbentuk manusia dengan posisi berdiri dan sikap bertolak pinggang. Pakaiannya memperlihatkan bentuk celana panjang menutupi lutut.

Patung perunggu itu mempunyai pola hiasan dengan garis yang memanjang. Bagian pita seperti ikat pinggang yang lebar disilangkan ke bagian muka, sedangkan pada bagian belakangnya tampak telah diikatkan.

Bagian lehernya dibentuk seolah memakai kalung berupa manik-manik yang cukup besar. Bagian kepalanya memakai penutup berpola garis-garis, dan pada bagian telinganya dibentuk panjang.

Patung perunggu juga ditemukan di wilayah Lumajang (Jawa Timur) dan di Palembang (Sumatra Selatan). Beberapa patung perunggu tersebut mengambil bentuk manusia yang sedang mengendarai seekor kuda jantan.

Kaki kuda dibentuk agar berada di atas landasan berbentuk persegi dengan pipa-pipa kecil di tiap sudut yang digunakan untuk menempatkan bagian roda. Di atas punggung kuda tidak terdapat pelana dan juga sanggurdi, hanya ada alas duduk yang terikat pada bagian perut kuda.

Seseorang dibentuk agar duduk di atas punggung kudanya. Bentuk manusia itu hanya menggunakan celana dan memakai ikat pinggang besar. Tangan bagian kanan dibentuk sedang memegang tombak, sedangkan bagian tangan kiri memegang sebuah kapak.

Patung lainnya menggambarkan manusia yang mengenakan tutup kepala yang lebar. Kaki kirinya ter-ulur ke bagian depan, sedangkan bagian kaki kanannya hilang. Juga ada patung manusia yang mengambil bentuk sedang memegang panah dengan bagian busur tergantung pada bahu kuda.