almanak

Periode Paleosen, Lingkungan Alam Prasejarah

Istilah Paleosen diambil dari bahasa Yunani “palaois” yang artinya tua dan “ceno” yang berarti baru. Periode Paleosen mengindikasikan munculnya organisme pada zaman baru yang dihubungkan dengan organisme yang lebih tua dari periode Kretasius.

PublishedFebruary 23, 2014

byDgraft Outline

Periode Paleosen merupakan periode paling awal dari zaman Tersier atau era Kenozoikum yang berlangsung sekitar rentang 65 juta hingga 55,5 juta tahun yang lalu.

Periode paleosen dimulai setelah terjadinya kepunahan masal pada periode Kretasius yang menandai punahnya kelomok besar Dinosaurus, reptil laut raksasa, dan beberapa jenis tumbuhan. Kepunhan mereka mereka menyebabkan munculnya kekosongan ekologi di Bumi.

Dunia pada periode ini telah menjadi tempat yang lebih layak huni, ilkil di bumi tebagi antara tropis dan subtropis bahkan sampai ke wilayah dekat daerah kutub. Pola dari curah hujan berubah secara drastis di beberapa tempat dengan tingkat yang lebih tinggi dan dapat terjadi sepanjang tahun.

Awal periode Paleosen dingin dan pengeringan dari periode Kretasius, meskipun suhu meningkat tajam, pada ahir masa paleosen iklim kemudian menjadi hangat dan lembab di seluruh dunia dengan vegetasi subtropik tumbuh di Greenland dan patagonia.

Kutub bumi yang dingin dan sedang. Daratan amerika Eropa dan Austalia hangat, daerah khatulistiwa memiliki iklim tropis, dan daerah selatan khatulistiwa memiliki iklim panas yang gersang.

Laut hangat beredar di seluruh dunia, termasuk wilayah kutub. Awal periode Paleosen menampilkan rendahnya keanekaragaman kehidupan laut.

Namun tren itu terbalik seiring dengan kondisi tropis yang kemudian memunculkan kehidupan laut yang melimpah, termasuk terumbu karang. Dengan punahnya repti laut raksasa pada akhir kretasius, hiu purba menjadi predator puncak.

Secara umum, Periode paleosen ditandai dengan perkembang spesies tanaman modern. Kaktus dan jenis palem muncul. Suhu hangat di seluruh dunia, di mana hutan hujan kemudian muncul, daerah-daerah yang terbebas dari es kemudian ditutupi oleh pepohonan konifer dan pohon gugur.

Dengan menghilangnya Dinosaurus yang memakan rumpur dalam jumlah besar, hutan periode Plestosen itu mungkin lebih padat dibandingkan periode Kretasius.

Jenis tanaman angiosperma atau tanaman berbunga yang bertahan melawati kepunahan zaman kapur terus mengembangkan dan bekembang bias, bersamaan dengan mereka serangga semakin banyak. Periode Paleosen dinilai sebagai masa yang penting bagi sejarah bangsa mamalia, dunia tanpa prehistory.

Di sepanjang era Mesozoikum yang masih dihuni oleh Dinosaurus telah muncul mamalia yang berukuran kecil dan pemakan serangga-serangga. Mereka mungkin hidup nokturnal.

Setelah Dinosaurus itu punah, kecuali beberapa jenis turunannya seperti pada jenis burung, Bumi saat itu tidak terdapat binatang yang memiliki ukuran besar.

Situasi ini menjadi awal keberhasilan mamalia dan juga pada perkembangannya memunculkan jenis-jenis baru. Kurang lebih memrlukan 10 juta tahun, pada periode akhir Paleosen, mamalia bahkan telah berhasil menduduki sebagian besar kekosongan ekologis yang ditinggalkan Dinosaurus.

Meski seringkali mereka harus berkompetisi dengan burung pemangsa yang berukuran besar, Gastornis.

Pada masa ini wilayah daratan telah dipenuhi berbagai binatang dari jenis serangga dan juga hewan-hewan pengerat yang sudah ada sebelumnya.

Sementara jenis mamalia yang beukuran sedang telah mencari makan di hutan, di sana mamalia karnivora menjadi pemangsa mamalia lainnya.

Gelombang pertama penyebaran bangsa mamalia periode Paleosen adalah kelompok archaik. Kelompok mamalia ini dari sisi anatomi dikategorikan sebagai mamalia tingkat primitif, karena berbeda jika dibandingkan dengan kelompok mamalia yang ada pada masa sekarang ini.

Mereka juga bukan leluhur langsung dari kelompok binatang yang mampu bertahan hidup.

Seringkali mamalia pada periode ini menunjukan tahap awal evolusi seperti optimalisasi gigi agar dapat beradaptasi dengan makanan tertentu atau adaptasi bagian tubuh agar dapat berlari dengan kencang.

Lingkungan purba membutuhkan rancangan anatomi yang kuno dan anatomi yang ditunjukan mamalia saat ini, atau mamalia “modern” juga telah beradptasi dengan lingkungan, terutama ketika dunia dinilai menjadi jauh lebih ramah.

Kapan dan di mana primata pertama kali muncul masih menjadi perdebatan. Dari temuan fosil yang diduga merupakan jenis primata tertua datang dari masa 60 juta tahun yang lalu.

Primata pertama ini dikelompokan dalam kategori lemur. Mereka mungkin telah hidup di pohon-pohon di wilayah tropis atau subtropis.

Banyak fitur-fitur dari juga karakteristik mereka yang memang cocok hidup di lingkungan habitat ini; tangan yang telah dispesialisasikan untuk dapat mencengkram, memiliki lima jari, mempunyai kuku yang bukan cakar.

Di beberapa kasus bahkan ada primata yang memiliki posisi ibu jari berlawanan, bagian bahu yang dapat berputar dan memiliki pandangan tiga dimensi. Yang paling menonjol adalah kapasitas otak yang jauh lebih besar.

Primata modern mungkin berasal dari prosimian seperti jenis tikus, lemur, pygmy, lalu sampai pada monyet, gorila, dan kemudian bisa jadi juga manusia