almanak

Periode Permian, Lingkungan Alam Prasejarah

Periode Permian berlangsung selama kurun waktu 286 juta sampai dengan 248 juta tahun yang lalu. Periode ini merupakan periode akhir dari masa Paleozoikum.

PublishedFebruary 9, 2014

byDgraft Outline

Istilah Permian diambil dari nama kerajaan kuno “Permia” wilayah ini sekarang merupakan sebuah provinsi di Rusia, yaitu wilayah Perm. Dari tempat ini lah pertama kali batu-batu dari periode Permian dipelajari.

Dunia pada saat ini di dominasi oleh super benua yang dikenal sebagai Pangaea yang dikelilingi oleh lautan maha luas yang disebut sebagai Panthalassa (Laut universal).

Daratan benua-benua semakin bergerak untuk saling mendekat yang awalnya telah terjadi pada periode Karboniferus, ketika benua di bagian utara dan juga daratan bagian selatan super benua Laurasia mulai menyatu dengan Gondwana hingga membentuk sebuah benua yang maha luas.

Keadaan geografis periode Permian ini yang seolah membagi daratan dan lautan sedikitnya dapat memberi kita gambaran bahwa besar kemungkinan daerah bagian dalam daratan memiliki iklim kering atau dapat dikatakan memiliki iklim yang sangat fluktuatif karena kurangnya air di daerahtersebut.

Setelah periode karbon berakhir beberapa hutan hujan memang dinyatakan telah berubah menjadi wilayah gurun yang luas dan hampir menjadi bagian umum dari pemandangan di Bumi. Kemungkinan ini juga dapat terjadi karena hanya sebagian dari daerah superbenua ini yang menerima curahan air hujan setiap tahunnya.

Wilayah laut dari super benua periode permian terdapat daerah gletser yang luas, ini dibuktikan dengan adanya pengecilan atau penggerusan batuan glasial dari beberapa tempat yang pada masa sekarang menjadi wilayah Afrika, Amerika Selatan, dan Antartika.

Diketahui bahwa tanah hasil penggerusan yang disebabkan oleh angin juga mengindikasikan kondisi iklim yang sangat kering. Akan tetapi, ada indikasi pada periode Permian kondisi iklim di Bumi kemudian berubah, daerah yang diselimuti es mulai berkurang ketika wilayah bagian dalam dari super benua itu menjadi semakin kering.

Periode Permian ini menjadi saksi dari diversifikasi amnitoa ke dalam kelompok leluhur mamalia, kura-kura, lepidosaurus dan archosaurus. Amniote ternyata dengan baik telah mengatasi kondisi kekeringan yang akhirnya menyelamatkan garis keturunan nenek moyang mereka, amfibi.

Evolusi yang cukup mengejutkan pada awal kehidupan di Bumi masa Permian adalah transisi mamalia yang mulai berkembang dari garis keturunan keluarga reptil. Transisi ini kebanyakan telah dimulai selama periode Permian.

Ketika bangsa reptil, termasuk di dalamnya Dimetrodon, muncul dengan “beast-faced” therapida. Mamalia yang memiliki bentuk reptil ini kemudian menjadi nenek moyang dari cynodont misalnya, Thrinaxodon yang bertahan hingga pada periode Triasik.

Kunci perkembangan dari transisi mamalia selama periode Permian adalah hadirnya rahang yang memiliki tulang tunggal, sedangkan susunan rahang pada reptil umumnya terdiri dari beberapa tulang.

Hal ini juga dapat diketahui dari garis keturunan repti dan temuan fosil yang menunjukan transisi yang luar biasa misalnya hadir pada jeni Diarthognatus dan Morganucodon.

Tulang rahang pada kedua jenis binatang ini memiliki tulang rahang reptil dan tampak seperti mamalia pada bagian atasnya. Pada masa akhir Permian, Dinosaurus nyatanya tidak seperti nenek moyangnya dari keluarga reptil yang mengambil keuntungan dari dominasi vertebrata.

Sejumlah tumbuhan seperti jenis Lepidodendron dan juga Sigillaria menjadi jarang ditemukan. Justru yang paling banyak diketemukan adalah jenis pakis Glossopteris yang sudah berhasil beradaptasi dengan kondisi glasial.

Tumbuhan tersebut merupakan tanaman yang identik selama periode Permian. Fosil daun jenis Glossopteris ditemukan pada sebuah timbunan di Selandia Baru yang diperkirakan terbentuk saat tanahnya masih berada di bawah permukaan laut bersamaan dengan pantai timur Australia.

Para ahli memberi batas Paleozoikum dan Mesozoikum ditandai dengan terjadinya kepunahan terbesar dalam sejarah Bumi, di mana hampir 90% dari spesies laut dan 70 % spesies darat dinyatakan punah.

Sebab kepunahan massal periode Permian masih menjadi perdebatan, beberapa kemungkinan yang diformulasikan untuk menjelaskan tahapan kejadian kepunahan diantaranya adalah aktivitas gunung berapi, meluasnya wilayah es, dan perubahan formasi Pangaea.

Pendapat lain menyatakan kemungkinan teror dari luar angkasa, yaitu hujan meteor dan juga asteroid yang menghantam Bumi.

Apapun penyebabnya, hal tersebut setidaknya telah memengaruhi kehidupan binatang masa itu di banyak lingkungan dan ekosistem, Terutama yang paling banyak terpengaruh adalah kehidupan di laut.

Pada periode selanjutnya yaitu Triasik Bumi kemudian menjadi wilayah yang ramah kembali. Di daratan kepunahan periode Permian nyatanya membuka jalan bagi munculnya bentuk lain dari kelompok binatang untuk mendominasi, dan membawa mereka dalam masa yang dikenal sebagai “Zaman Dinosaurus”.