almanak

Kerajaan Tulang Bawang, Penguasa Lampung Abad ke-5

Kerajaan yang masih belum banyak orang ketahui karena para peneliti sejarah masih kesulitan dan berbeda pandangan tentang asal usul serta masa berdiri Kerajaan Tulang Bawang.

PublishedSeptember 15, 2014

byDgraft Outline

Di Provinsi Lampung pernah terdapat sebuah kerajaan bernama Tulang Bawang. Beberapa menyebutkan bahwa Tulang Bawang sebagai kerajaan telah berdiri dari tahun 400-600 Masehi.

Jika pendapat itu benar berarti Kerajaan lampung ini Tulang Bawang termasuk salah satu kerajaan tertua di Indonesia. Kerajaan yang berdiri bersamaan dengan kerajaan Melayu, Sriwijaya, Kutai dan Tarumanegara.

Konon, Raja pertama Tulang Bawang adalah Mulonou yang masih kontroversi karena beberapa menyebutnya berasal dari daratan Cina. Mulonou memiliki arti asal jadi. Pada perkembangan kerajaan tersebut raja Mulonou dikenal dengan nama Mulonou Aji.

Berdasarkan catatan Cina kuno mengenai asal usul Tulang Bawang menyebutkan bahwa pada perengan abad ke-5, ada seorang peziarah agama Buddha yang bernama Fa-Hsien (Faxian) singgah di sebuah kerajaan yang masyhur dan jaya yaitu To-Lang P’o-Hwang (Tulang Bawang ) di pedalaman Chrqse (pulau emas Sumatra).

Menurut ahli sejarah Dr. J. W. Naarding mengungkapkan bahwa pusat kerajaan dan kekuasaan Tulang Bawang berada di hulu Way Tulang Bawang (Antara Menggala dan Pagardewa), 20 km dari pusat kota Menggala. Secara berkelanjutan nama Tulang bawang berubah nama menjadi Selampung dan akhirnya Lampung yang ada saat ini.

Nama Tulang Bawang masih kita jumpai Pada salah satu daerah di Lampung yaitu kabupaten Tulang Bwang.  Kabupaten tersebut memiliki luas wilayah 7.770.84 atau 22% dari wilayah Lampung yang merupakan kabupaten terbesar di provinsi Lampung.

Sejak otonomi daerah, terjadi pemekaran di kawasan Tulang Bawang. Saat ini, Tulang Bawang memiliki wilayah 4385.84 km dengan 15 kecamatan, 4 kelurahan dan 148 kampung.

Perkembangan kepemimpinan kekuasaan di Tulang Bawang sesudah raja Mulonou yaitu Rakehan Sakti, Ratu Pesagi, Poyang Naga Berisang, Cacat guci, Cacat Bucit dan Minak Sebala Kuwang. Mereka adalah putra mahkota raja Tulang Bawang. Pemimpin yang lain setelah itu adalah Runjung yang dikenal dengan nama Minak Tabu Gayaw.

Kawasan Tulang Bawang yang berada tepat di alur sungai tulang bawang menjadi tempat ramai untuk berdagang. Pada zaman tersebut, komoditas yang terkenal dan menjadi andalan di daerah kekuasaan Tulang Bawang tepat di Menggala adalah lada hitam. Keunggulan lada hitam di daerah tersebut adalah harga lada hitam yang murah dan memiliki kualitas yang bagus.

Kepopuleran lada hitam dari wilayah Tulang Bawang terdengar sampai wilayah Eropa. Daerah sungai Tulang Bawang merupakan titik sentral atau pusat perdagangan kerajaan tersebut dan kerajaan luar.

Pada tempat tersebut Menggala menjadi dermaga “Boom” bagi para kapal-kapal dari berbagai pelosok nusantara dan luar. Selain itu, kawasan Tulang Bawang merupakan kawasan yang memiliki sumber daya alam yaitu emas dan damar.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan kerajaan ini mulai memasuki periode kemunduran hingga kehilangan kekuasaan di Lampung. Salah satu faktor yang cukup penting adalah perkembangan kerajaan Che-Li P’o Chie (Sriwijaya) yang semakin maju dengan wilayah kekuasaan yang luas termasuk akhirnya Tulang Bawang menjadi bagian dari kerajaan Sriwijaya.