Menurut Mamdouh el-Damaty, Mentri Purbakala Mesir seperti yang dilansir National Geographic, “hasil analisis pendahuluan menunjukkan adanya daerah yang berbeda pada bagian-bagian lain dari dinding utara.” Satu penjelasan yang mungkin adalah bahwa variasi perbedaan suhu itu menunjukkan ada daerah terbuka di belakang dinding.
Temuan ini mungkin dapat memperkuat teori Nicholas Reeves, seorang arkeolog yang pada awal tahun 2015 lalu menerbitkan makalah yang mengklaim bahwa 18 makam Dinasti Firaun mencakup dua pintu yang ditutup dan kemudian dicat ulang. Reeves melihat adanya celah yang menunjukkan dua pintu yang disegel di bagian dinding utara dan barat makam.
“Ruang yang lebih kecil, kemungkinan mengarah ke gudang. Tapi satu yang lebih besar cocok untuk seorang Ratu”. Dalam makalah penelitiannya, Reeves menyinggung bahwa yang ia maksud sebagai Ratu adalah Nefertiti yang dimakamkan pertama kali, dan bahwa pintu masuk ke tempat pemakaman itu kemudian disegel dan dicat.
Lebih jauh Reeves berpendapat, di antara beberapa petunjuk yang mengarahkan dugaannya adalah bahwa makam itu awalnya dibangun untuk Ratu Nefertiti yang meninggal pada 1331 SM. Sang Ratu adalah istri Akhenaten, yang diyakini merupakan ayah Tutankhamun dengan istri yang lain.
Jika Reeves benar, itu akan menjadi salah satu puncak dari pencarian pribadinya. Pasalnya Ia telah cukup lama mencari makam Sang Ratu, bahkan dari tahun 1998.
“Perasaan saya kuat bahwa Nefertiti mungkin dikuburkan di suatu tempat di Lembah Para Raja, akan menjadi hal yang indah jika menemukan makam Nefertiti, karena bukan saja ia adalah orang penting dalam sejarah, tapi pada masanya capaian seni paling luar biasa.”
Hasil dari termografi inframerah memang mengisyaratkan adanya ruang, namun, belum konklusif. “Sejumlah percobaan akan dilakukan untuk menentukan keakuratan ruang dan menandai perbedaan suhu,” kata el-Damaty, yang menambahkan bahwa ia akan mengambil waktu seminggu atau lebih untuk memaksimalkan peralatan thermography agar dapat mengkonfirmasi hasilnya.