almanak

Lembaran Kain dari Masa Raja Daud dan Sulaiman

Tim Arkeolog dari Tel Aviv University menemukan lembaran kain di bekas pertambangan kuno lembah Timna, Israel. Fragmen kain itu berusia 3.000 tahun, diperkirakan dalam periode yang sama dengan masa pemerintahan raja Daud dan Sulaiman (Salomon).

PublishedMarch 17, 2016

byDgraft Outline

Diwartakan popular-archaeology.com februari lalu (24/2/2016), temuan tekstil yang merupakan pertama kalinya dari era Raja Daud dan Sulaiman itu, dinilai bisa mengungkap kehidupan awal Bangsa Edom—Suku semi-nomaden yang membuka tambang-tambang di Timna.

“Belum pernah ada tekstil yang ditemukan di situs penggalian lain seperti Yerusalem, Megido dan Hazor,” kata Dr Ben-Yosef, pemimpin tim ekskavasi yang juga merupakan dosen senior bidang arkeologi di Tel Aviv University.

“Ini akan membuka pemahaman yang unik pada seluruh aspek kehidupan yang sebelumnya kita tidak pernah punya bukti fisiknya.”

Dari ekskavasi itu para arkeolog menemukan potongan-potongan kain kecil yang berukuran 5 x 5 cm dengan variasi warna, teknik dan juga ornamen tenun.

“Kami menemukan fragmen tekstil yang berasal dari pakaian, tenda, tas, tali dan kabel,” ungkap Dr Ben-Yosef.

Kondisi dan suhu tambang yang kering diyakini menjadi faktor luar biasa yang mampu mengawetkan kain-kain tersebut. Sebagian besar, kain yang ditemukan terbuat dari wol domba, kain yang seharusnya jarang ditemukan di periode ini.

“Kami menemukan linen yang tidak diproduksi secara lokal. Kemungkinan itu berasal dari lembah Jordan atau Israel Utara,” jelas Vanessa Workman, anggota tim peneliti.

“Ini memberitahu kita bagaimana maju dan canggihnya kerajinan tekstil mereka dan juga jaringan perdagangannya,” tambahnya.

Fragmen tekstil dari wol yang ditemukan di Timna memang memiliki kualitas yang cukup halus dan baik, fragmen kain itu juga diwarnai dengan pewarna merah dan biru.

“Beberapa dari kain-kain itu menyerupai tekstil yang hanya dikenal dari zaman Romawi,” kata Dr Orit Shamir, seorang peneliti senior di Israel Antiquities Authority, yang memimpin studi terpisah untuk kain-nya sendiri.

“Berbagai macam kain juga menyediakan informasi baru dan penting tentang Edom yang menurut Alkitab, berperang dengan kerajaan Israel.”

Dr Shamir juga mengungkapkan tentang adanya stratifikasi sosial, merujuk pada temuan kain yang memiliki hiasan rumit. Ia mengatakan kain itu kemungkinan dikenakan oleh golongan kelas atas.

Sementara Dr Ben-Yosef mengatakan bahwa kain dengan kualitas desain yang kompleks dan warna indah itu, justu menjadi bukti pentingnya kehadiran Bangsa Edom dalam pemahaman geopolitik.

“‘Nomad’ tidak berarti ‘sederhana,’” pungkas Dr Ben-Yosef.