almanak

Bangsa Viking dan Kesalahan Paling Umum Tentang Viking

Sebagian besar dari kita mungkin berpikir bahwa Bangsa Viking, dengan helmnya yang konon bertanduk itu adalah bangsa barbar. Orang-orang pirang berotot besar, merampok apapun yang terlihat, dan mengumbar kekerasan di manapun mereka bepijak.

PublishedApril 3, 2016

byDgraft Outline

Bangsa Viking yang muncul pada akhir abad ke-8 dan perlahan ‘lenyap’ dari awal abad kesebelas itu—dengan sejarah yang relatif singkat—percaya atau tidak justru telah memiliki dampak besar pada budaya dunia, khususnya Eropa.

Bisa dipastikan, apa yang umumnya sekarang diketahui atau disematkan pada Viking bisa jadi salah; belum tentu benar. Berikut 7 kesalahan utama yang umumnya kadung disematkan pada Viking:

Satu Suku Bangsa

Kata ‘Viking’ tidak mengacu pada pengertian lokasi atau suku tertentu, tetapi dari bahasa Norse Lama yang merujuk pada orang yang berpartisipasi dalam sebuah ekspedisi laut.

Viking bukan satu suku bangsa tetapi berbagai kelompok pejuang, penjelajah dan pedagang yang dipimpin oleh seorang kepala suku.

Pada masa itu, Viking di Skandinavia juga tidak dipisahkan menjadi Denmark, Norwegia dan Swedia seperti saat ini, masing-masing kepala suku bahkan hanya memerintah di daerah-daerah yang relatif kecil.

Viking memang berasal dari Skandinavia, tapi seiring waktu mereka mulai membuka Pemukiman di banyak tempat; mencapai Afrika Utara, Rusia, Konstantinopel, dan bahkan Amerika Utara.

Ada teori yang berbeda tentang motif yang mendorong ekspansi Viking ini. Yang paling umum adalah penduduk Skandinavia sudah terlalu banyak hingga wilayah pertanian mereka tidak mencukupi.

Teori lain adalah bahwa rute perdagangan lama antara Eropa dan Eurasia mengalami penurunan profitabilitas ketika Kekaisaran Romawi jatuh pada abad ke-5 Masehi.

Hal itu lah yang memaksa Viking untuk membuka rute perdagangan baru dalam rangka mendapatkan keuntungan yang sesuai dari jalur-jalur perdagangan internasional sendiri.

Barbar dan Kotor

Dalam banyak film, animasi, dan komik, bahkan buku sejarah, Viking ditampilkan sebagai orang-orang yang kotor, tampak liar, bau, dan tak berbentuk. Tetapi dalam kenyataannya, Viking bisa dibilang sangat memperhatikan penampilan mereka.

Temuan-temuan arkeologi bisa membuktikannya. Ada sisir, pinset, pisau cukur dan bahkan “sendok telinga” justru sering diketemukan di antara beberapa artefak periode Viking. Bahkan, ada bukti yang menunjukkan bahwa Bangsa Viking telah membuat sabun.

Di Inggris, Bangsa Viking yang tinggal di sana justru memiliki reputasi untuk kebersihan berlebihan karena kebiasaan mereka mandi seminggu sekali (Sabtu)—mandi tiap hari bahkan belum umum hingga akhir abad ke-18 di Eropa.

Hari Sabtu dalam bahasa Skandinavia disebut sebagai laugardagur / laurdag / lørdag / lördag, atau “hari mencuci”. Meskipun bahasa dan arti aslinya telah hilang dalam kosa-kata saat ini. Namun, “ Laug ” masih berarti “mandi” atau “kolam” di Islandia.

Berbadan Besar dan Pirang

Viking sering ditampilkan sebagai orang-orang yang berbadan besar, pria kekar dengan rambut pirang yang panjang. Tapi catatan sejarah menunjukkan bahwa rata-rata pria Viking tingginya sekitar 170 cm , bahkan “tidak terlalu tinggi” untuk ukuran waktu itu.

Rambut pirang dipandang sebagai ideal dalam budaya Nordic. Mereka bahkan sengaja memudarkan warna rambut mereka dengan sabun khusus. Tapi Bangsa Viking sebagai sebuah kelompok besar, mereka merekrut orang dari berbagai suku dan bangsa.

Jadi, dalam kelompok Viking, Anda mungkin akan menemukan orang Italia, Spanyol, Portugis, Prancis, dan bahkan Rusia. Kelompok yang sangat beragam bahkan ada di sekitar inti wilayah Viking, katakanlah, di selatan Denmark atau Oslo fjord.

Senjata yang Kasar dan Buruk

Bangsa Viking sering ditampilkan dengan membawa senjata alakadarnya, senjata yang bisa dibilang mentah seperti pemukul sederhana dan bahkan kapak batu, tapi Viking yang sebenarnya justru terampil dalam pengolahan besi.

Para pandai besi Viking bahkan telah menggunakan metode atau pola menempa yang disebut pattern welding. Viking bisa membuat pedang yang baik, sangat tajam, dan fleksibel.

Menurut “ Viking Sagas“, salah satu metode pengujian senjata-senjata yang umumnya dilakukan Viking adalah dengan menempatkan pedang di aliran sebuah aliran sungai, lalu helai demi helai rambut dibiarkan mengapung dan menuju ke bagian tajam pedang itu. Jika pedang itu mampu memotong rambut, itu dianggap sebagai pedang yang ‘baik’.

Dibenci di Mana-Mana

Jika pun Bangsa Viking ini dibenci di mana-mana itu mungkin karena mereka berhasil memenangkan beberapa pertempuran dan menguasai wilayah, tetapi tampaknya mereka juga dihormati.

Raja Perancis Charles III – yang dikenal sebagai Charles yang Sederhana – bahkan memberi Viking sebidang tanah ketika mereka menetap di Prancis (Normandia). Ia bahkan menjodohkan putrinya dengan salah satu kepala suku Viking, Rollo. Sebagai imbalan-nya, Viking melindungi Prancis.

Di Konstantinopel, Bangsa Viking yang telah diakui karena kekuatan dan keahlian mereka bahkan telah tinggal cukup lama di neagra itu. Cukup banyak sehingga penjaga Varangian dari kaisar Bizantium (Byzantium) di abad ke-11 seluruhnya adalah Viking.

Tapi Viking mungkin menikmati reputasi mereka itu; ketika orang lain begitu takut kepada mereka bahkan melarikan diri meninggalkan semua harta benda mereka ketika melihat kapal Viking datang mendekat.

Haus darah dan Biadab

Serangan Viking dalam beberapa catatan memang sangat ‘kejam’, tapi itu mungkin harus dibandingkan dengan hal yang sama pada masa itu. Pertanyaannya adalah apakah non-viking tidak haus darah dan biadab?

Misalnya, Charlemagne, yang hampir memusnahkan seluruh bangsa Avar.Di Verden, mereka bahkan memenggal 4.500 kepala orang-orang Saxon.

Apa yang benar-benar membuat Viking ‘biadab’ adalah fakta bahwa mereka tampaknya mempunyai kecenderungan khusus untuk menghancurkan barang-barang dan apapun yang berhubungan dengan agama, khususnya Kristen.

Viking justru tinggal dengan damai di banyak tempat seperti Islandia dan Greenland. ‘Kekejaman’ Viking sepertinya hanya persentase yang sangat kecil disebabkan oleh prajurit Viking; mayoritas Viking adalah petani, pengrajin dan pedagang.

Namun untuk Viking yang turun ke laut khususnya prajurit, menjarah bisa saja menjadi salah satu tujuan lain dari ekspedisi.

Bangsa Viking dan Helm Bertanduk

Ini adalah kesalahpahaman yang paling umum dan paling besar tentang Viking karena pada kenyataannya, tidak ada catatan atau bukti helm bertanduk itu pernah ada; penggalian arekologi pun tidak menemukannya.

Semua penggambaran Viking dengan menggunakan helm bertanduk adalah “rekayasa”. Bangsa Viking mungkin menggunakan helm karena ditemukan bukti otentik tentang hal ini.

Tapi, bisa dibilang penggunaan helm pun jarang karena temuannya tidak signifikan. Bahkan untuk saat ini, hanya ada satu helm yang ditemukan dari penggalian artefak dikaitkan dengan Viking.

Beberapa ahli percaya bahwa penjelasan atas helm bertanduk Viking itu merupakan mitos yang diciptakan orang-orang Kristen di Eropa.

Mereka menambahkan detail itu untuk membuat Bangsa Viking lebih terlihat barbar dan ‘pagan’, tanduk itu menggambarkan ada Setan di kepala mereka.

Perlu dicatat bahwa Dewa yang sangat dihormati orang Norse yaitu Thor, memang mengenakan helm. Tapi Helm yang ia gunakan tidak bertanduk, justru bersayap.