etnografi

Suku Damal, Mimika Papua

Suku Damal merupakan penduduk yang berdiam di lembah-lembah sekitar pegunungan Carstensz, Papua. Di sebelah utara Carstensz, secara signifikan mereka tinggal di wilayah Beura (Beoga/Beurop) dan Iliga, yang juga dikenal sebagai lembah Illop atau Illa. Di sini, mereka tinggal dan berbatasan dengan suku Dani.

PublishedJune 1, 2014

byDgraft Outline

Suku Damal merupakan penduduk yang berdiam di lembah-lembah sekitar pegunungan Carstensz, Papua. Di sebelah utara Carstensz, secara signifikan mereka tinggal di wilayah Beura (Beoga/Beurop) dan Iliga, yang juga dikenal sebagai lembah Illop atau Illa. Di sini, mereka tinggal dan berbatasan dengan suku Dani.

Pada 2009, suku Damal tercatat mencapai 30.000 jiwa, dan sebagian besar telah menganut agama Kristen Protestan dan Katolik. Selain dua agama tersebut, orang Damal juga masih akrab dengan keyakinan asli leluhur mereka.

Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya orang Damal mengenal sistem pertanian dan juga berladang. Selain bertani, orang Damal yang diberkati dengan hutan yang masih asri ini kerap melakukan perburuan dan memanfaatkan karunia alam lainnya umumnya mengambil buah-buahan. Beberapa masyarakat Damal juga melakukan usaha-usaha peternakan, khusunya beternak babi.

Dalam alam sosial masyarakat Damal, merupakan hewan yang sangat akrab dengan keseharian hidup mereka. Babi-babi yang mereka pelihara dapat berfungsi dan digunakan sebagai “alat tukar” atau bentuk “pembayaran” yang penting.

Di samping itu, babi-babi tersebut biasanya akan disembelih di hari-hari penting sebagai pelengkap dari upacara dan pesta misalnya upacara kelahiran, perkawainan, kematian, upacara yang berhubungan dengan panen, penyelesaian atau pembayaran hutang yang sifatnya sosial dan juga digunakan sebagai pelengkap pada upacara-upacara persembahan bagi para leluhur.

Suku Damal menyebut diri mereka sebagai “Damalme”, di mana “ me ” berarti “manusia”, Damalme secara sederhananya bisa diartikan dengan “manusia Damal” atau “orang Damal”. Damalme atau orang Dama mengenal konsep persaudaraan luas yang hampir sama dengan marga/klen atau buay dalam kebudayaan Lampung. Berikut adalah marga-marga dalam masyarakat Damal, beserta lingkungan tempat tinggalnya yang telah diatur secara adat (hak ulayat): Magani, yakni marga dari Suku Damal yang mendiami wilayah Ilaga, mulai dari Kungnomun hingga wilayah Owinomun.

Alom, marga Suku Damal yang mendiami wilayah mulai dari wilayah Namungku Wanin hingga wilayah Towengki.

Murib (Mom), yakni marga suku Damal yang mendiami wilayah Towengki.

Hagabal, marga Suku Damal yang mendiami wilayah di sekitar muara sungai Ilohong

Dang, marga Suku Damal yang mendiami wilayah di sekitar muara sungai Ilohong

Dewelek, marga Suku Damal yang mendiami wilayah di sekitar muara sungai Ilohong.

Kiwak, yakni marga Suku Damal yang berdiam di wilayah mulai dari wilayah Tagaloan hingga wilayah Kelebet.

Dari satu kelompok suku Damal pada zaman dahulu, hari ini dikenal dua suku bangsa, yakni suku Damal itu sendiri yang hidup dan bertempat tinggal di wilayah kabupaten Puncak Papua, Ilaga dan Beoga, sementara satu lagi adalah suku Amungme, yang hidup dan bertempat tinggal di wilayah kabupaten Mimika.

Masyarakat Damal dikenal dengan konsep hidup menyatu dengan alam dan sangat mencintai tanah kelahirannya yang dianggap sebagai berkah dari Sang Pencipta. Mereka sulit sekali untuk pergi merantau ke daerah suku lainnya.