humaniora

Wanita Hidup Lebih Lama Dibanding Pria

Beberapa hasil studi menyatakan Wanita hidup lebih lama. Namun peneliti dari University of Michigan dan Syracuse University mengungkapkan bahwa setelah usia 65 tahun, wanita cenderung lebih banyak dihinggapi keterbatasan fisik dibandingkan laki-laki.

PublishedMarch 26, 2016

byDgraft Outline

Antara tahun 1982-2011 peneliti mencatat adanya penambahan jumlah tahun harapan hidup saat menginjak usia 65. Harapan hidup Wanita meningkat dua tahun; dari 18,5 tahun menjadi 20,5 tahun, sedangkan harapan hidup Laki-laki meningkat lima tahun; dari 14 menjadi 19 tahun.

Hanya saja ada perbedaan yang mencolok di antara pria dan wanita dalam menghabiskan tahun-tahun emas mereka; wanita hidup lebih lama namun dengan cacat fisik yang lebih banyak dibanding pria.

Hasil studi itu dipublikasikan dalam jurnal “ American Journal of Public Health ” kamis lalu (17/3). Studi merupakan hasil analisis data dari tahun 1982, 2004 dan 2011 terhadap Lansia yang terdaftar di Medicare —asuransi kesehatan untuk para Lansia dan penyandang cacat.

Data tahun 2011 menyatakan sekitar 24% wanita lansia menderita keterbatasan fisik, sedangkan pria hanya 17%. Dengan kata lain, perempuan memiliki harapan hidup lebih lama dari pada pria, namun kebanyakan dari mereka hidup dalam keadaan lebih buruk dan menderita keterbatasan fisik.

“Kenyataannya meskipun wanita dapat hidup lebih lama daripada pria, harapan mereka untuk hidup aktif justru lebih sedikit,” kata Vicki A. Freedman, profesor riset di Institut Penelitian Sosial, University of Michigan

“Ini menjadi sebuah kejutan ketika melihat data antara tahun 1982 dan 2011, di mana pria mulai mengungguli wanita dalam hal bebas dari keterbatasan fisik,” ungkap Freedman yang juga merupakan penulis utama studi ini.

Lebih lanjut laporan itu menunjukkan persentase kondisi keterbatasan fisik antara tahun 1982 dan 2004; setelah usia 65 tahun, wanita yang mengalami keterbatasan fisik turun dari 25,8% menjadi 20,2% dan untuk pria menurun dari 22,3% menjadi 15,5%.

Tapi terdapat perbedaan di tahun 2004 sampai 2011, persentase keterbatasan fisik untuk pria tidak mengalami perubahan, sedangkan untuk perempuan meningkat menjadi 24,2%.

“Alasannya beragam,” kata Freedman.

“Pria dan wanita tentu mengalami kondisi kesehatan yang berbeda di kemudian hari dan kemungkinan pria memiliki kepedulian yang semakin baik terhadap kondisi kesehatan mereka,” jelasnya.

“Mungkin karena kemajuan yang lebih baik dalam mengatasi penyakit jantung yang umumnya menimpa pria dibanding arthritis yang cenderung memengaruhi wanita,” ia menambahkan.

Alasan lain yang juga dikemukakan dalam laporan tersebut adalah adanya perbedaan perilaku kaum lansia yang termasuk kelompok survei tahun 2011 dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

“Dalam beberapa dekade sebelumnya terdapat peningkatan jumlah wanita yang merokok, sedangkan di kalangan pria justru mengalami penurunan,” ungkap laporan itu.

Selain itu, lebih sedikitnya sumber daya ekonomi wanita dari pada pria, juga disinyalir menjadi penyebabnya. Hal tersebut menyebabkan wanita kurang mampu untuk menjaga kesehatan.

Keterbatasan fisik yang diungkapkan dalam studi ini adalah ketidak-mampuan melaksanakan setidaknya satu dari kegiatan keseharian yang normal, seperti makan, berbelanja kebutuhan, dan bangun dari tempat tidur.

Kabar baiknya, studi ini menunjukkan bahwa tidak ada peningkatan jumlah penderita keterbatasan fisik yang berat baik pada pria maupun wanita dalam beberapa tahun terakhir.