humaniora

Mekanisme Empati Pada Otak Manusia

Peneliti dari Oxford University dan University College London (UCL) telah mengidentifikasi mekanisme empati pada otak manusia, bagian dari otak manusia yang membantu kita belajar untuk menjadi baik kepada orang lain.

PublishedAugust 18, 2016

byDgraft Outline

Temuan ini sekurang-kurangnya dapat membantu memahami kondisi seperti psychopathy yang salah satunya adalah perilaku antisosial.

Dalam laporan yang diterbitkan Jurnal PNAS (pnas.org) februari lalu, para peneliti yang dipimpin oleh Dr Patricia Lockwood, menjelaskan bahwa ‘perilaku prososial ( Prosocial behaviours ) adalah perilaku sosial yang bermanfaat bagi orang lain.

Prosocial behaviours adalah aspek fundamental dari interaksi manusia, penting untuk ikatan sosial dan kohesi, tapi sangat sedikit saat ini yang diketahui tentang bagaimana dan mengapa orang melakukan hal-hal itu; membantu orang lain.

Prosocial behaviours; berkaitan dengan atau yang menunjukkan perilaku yang positif, membantu, dan penerimaan sosial dan atau persahabatan.

“Mereka yang dianggap memiliki tingkat empati yang tinggi belajar lebih cepat hal-hal yang bermanfaat bagi kepentingan orang lain daripada mereka yang dilaporkan memiliki tingkat empati yang lebih rendah,” ungkap Dr Patricia Lockwood, dilansir ox.ac.uk (16/8).

“Meskipun manusia memiliki kecenderungan yang luar biasa untuk terlibat dalam perilaku prososial, ada perbedaan besar antara individu. Empati, kemampuan untuk memahami dan mengalami sendiri pengalaman serta perasaan orang lain adalah bagian penting dari perilaku prososial, tapi kami ingin menguji mengapa dan bagaimana hal tersebut terhubung. ”

Dalam penelitian ini, para ilmuwan menggunakan well-understood model untuk memahami bagaimana orang belajar memaksimalkan hasil yang baik bagi diri mereka sendiri dan menerapkan model tersebut untuk memahami bagaimana orang belajar untuk membantu orang lain.

Relawan dipindai dalam mesin MRI dimana mereka diberikan serangkaian pilihan untuk memberikan hadiah kepada diri sendiri dan orang lain.

Peneliti menemukan bahwa kita cepat membuat pilihan yang menguntungkan orang lain, namun lamban dalam membuat pilihan yang menguntungkan diri sendiri. Mereka juga mengidentifikasi area otak yang terlibat.

Dr Lockwood mengatakan, “Ada bagian tertentu dari otak yang disebut subgenual anterior cingulate cortex sebagai satu-satunya bagian dari otak yang diaktifkan ketika membantu orang lain. Dengan kata lain, subgenual anterior cingulate cortex ini nampaknya memang khusus disetel untuk memberi manfaat bagi orang lain”.

“Namun, wilayah otak ini tidak sama-sama aktif pada setiap orang”. Ungkapnya

Mereka yang memiliki tingkat empati yang tinggi menunjukkan peningkatan sinyal di subgenual anterior cingulate cortex ketika mereka berhasil menguntungkan orang lain daripada mereka yang dilaporkan memiliki tingkat empati yang lebih rendah.

Lebih lanjut, dalam laporan ini, para peneliti memberikan penekanan bahwa apa yang mereka lakukan adalah yang pertama guna menunjukkan proses otak tertentu yang berkaitan dengan perilaku prososial untuk membantu orang lain.

Dengan memahami bagaimana mekanisme empati pada otak bekerja ketika melakukan sesuatu untuk orang lain, dan perbedaan tiap individu dalam kemampuan ini, kini beberapa pihak lebih bisa memahami kondisi psikologis manusia.

The world is full of nice people. If you can’t find one, be one ”. ― Anonymous