Bereguh atau Beregeuh merupakan instrumen tradisional Aceh yang terbuat dari tanduk kerbau. Instrumen ini tergolong ke dalam jenis aerofon atau yang memiliki sumber bunyi dari hembusan udara pada rongga.
Bereguh dikenal bukan untuk bermain musik, melainkan sebagai media komunikasi antara orang-orang yang saling berjauhan; terutama di hutan. Tampilan luar Bereguh masih menyerupai bentuk utuh dari sebuah tanduk, selain bagian bawah ujung runcing dari tanduk dipangkas sedikit sehingga berlubang, dan bagian lubang pada pangkalnya diperbesar dan diratakan
Bagian ujung tanduk berfungsi sebagai tempat meniupnya, sementara bagian lubang pada pangkal tanduk berfungsi sebagai bell yang menggemakan suara.
Dengan kode tertentu yang menjadi kesepakatan di antara penggunanya, satu-sama lain bisa saling berkirim pesan, seperti menyampaikan pesan bahwa Si Peniup dalam kondisi ‘tersesat’, atau memperkirakan rentang jarak antara para peniup Bereguh.
Belum dijumpai keterangan mengenai sejarah kapan hadirnya Bereguh di kalangan masyarakat Aceh. Alat ini bias dijumpai di berbagai tempat di wilayah Aceh, terutama Aceh Besar, Pidie, dan Aceh Utara.
Dewasa ini, Bereguh sudah jarang dijumpai di lingkungan masyarakat Aceh, terlebih dalam fungsinya sebagai alat komunikasi jarak jauh. Adapun yang masih bias kita jumpai, fungsinya bergeser menjadi hiasan dan barang antik.
Bunyi yang dihasilkan instrumen ini sangat terbatas. Variasi nada yang dihasilkan bergantung pada teknik meniup nya. Mungkin karena alasan tersebut, alat ini kurang mendapat perhatian untuk dimainkan secara ansambel dengan instrumen musik.