etnografi

Kebudayaan Bali

Terbentuk sejak abad ke-17, Jakarta merupakan tempat bercampurnya etnis, suku bangsa, dan latar belakang sosial masyarakat yang berbeda. Bukan hanya Indonesia tapi Eropa dan wilayah lain Asia.

PublishedApril 9, 2013

byDgraft Outline

Dasar kebudayaan Betawi adalah budaya Sunda, Jawa dan Cina. Dari bahasa dan beberapa seni yang berkembang, tiga budaya ini lah yang kental saling memengaruhi. Budaya Eropa dan Timur Tengah juga ikut andil membentuk kebudayaan Betawi namun hanya di beberapa ranah dan wilayah.

Merunut sejarah Betawi bisa di tarik lebih jauh dan dihubungkan dengan masa Kerajaan Tarumanagara, temuan beberapa artefak di wilayah ini dapat menjadi bukti keberadaan penduduk Betawi awal (proto Betawi).

Ibu Kota Indonesia, pada masa klasik merupakan salah satu pelabuhan kerajaan Sunda yang ternama, kemudian menjadi Sunda Kalapa, hingga Batavia dan terakhir Jakarta.

Agama dan Kepercayaan Orang Betawi ; Pluralitas Betawi juga tercermin pada kepercayaan yang berkembang. Kini hampir semua agama-agama besar dunia tumbuh di Jakarta. Namun, boleh dikata bahwa Islam memiliki pengaruh yang besar pada alam kepercayaan orang Betawi.

Budaya dan Identitas Betawi

Wilayah perkembangan Kebudayaan Betawi sekiranya dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu wilayah budaya Betawi Tengah atau Betawi Kota dan budaya Betawi Pinggiran (Betawi Ora).

Betawi tengah atau Betawi Kota adalah kawasan yang mendapat pengaruh Hindia-Belanda (Gemeente Batavia) dan menjadi wilayah utama pemerintahan kolonial, kecuali beberapa tempat seperti Tanjung Priuk dan sekitarnya.

Betawi pinggiran didominasi oleh masyarakat pedesaan yang merupakan wilayah-wilayah perbatasan. Budaya yang lahir disinyalir karena jauh dari kekuasaan kolonial maupun kerajaan.

Betawi pinggiran tumbuh dari masyarakat yang bermata pencaharian bercocok tanam dan nelayan. Wilayahnya meluas hingga ke daerah perbatasan Banten dan Jawa Barat.

Bahasa Orang Betawi

Bahasa Betawi sangat impresif, sebagian mendayu, lainnya tegas dengan penekanan di akhir ungkapan. Sunda, Jawa, Cina, Eropa dan Arab, kembali menjadi gudang perbendaharaan. Namun beberapa kata yang diserap orang Betawi cenderung manasuka.

Hal yang khas dari bahasa Betawi adalah kerap mengubah akhiran / a / menjadi / e /. Misalnya, kata ‘ siape ’, ‘ di mane ’, ‘ ade ape ’, ‘ kenape ’. Akhiran / e / dalam Bahasa Betawi merupakan / e / dengan aksen tajam seperti / e / dalam kata ‘bebek’.

Perbedaan logat dalam bahasa Betawi lebih merupakan sub dialek. Misalnya wilayah Jatinegara /e/ miring, Tanah Abang /e/ pepet, Slipi /e/ miring dengan tekanan akhir, Kemayoran dan Glodok /e/ tajam.

Meskipun hampir sama dengan Bahasa Indonesia sekarang, bahasa ini terus tumbuh dinamis menyerap beberapa kosa-kata baru yang dibawa pendatang.

Dari wilayah ini juga lahir varian bahasa Indonesia khas Ibu Kota (Bahasa Indonesia tidak baku). Bahasa yang tumbuh di kalangan anak muda dan menjadi bahasa pergaulan sehari-hari tanpa hierarki.