traveldraft

Keraton Surosowan Di Balik Reruntuhan Banten Lama

Tempat ini sekarang dijadikan sebagai tempat wisata edukasi serta budaya yang coba dilestarikan oleh pemerintah setempat. Berwisata ke tempat ini memberikan dua keuntungan secara langsung, yakni melepas kepenatan juga sebagai tempat menambah pengetahuan.

PublishedSeptember 7, 2013

byDgraft Outline

Provinsi Banten tentu memiliki catatan khusus tentang salah satu kota-nya yang mengandung nilai sejarah yang tinggi. Banten Lama cukup dikenal masyarakat luas sebagai tempat berdirinya kerajaan pertama di Banten. Salah satu tempat yang cukup terkenal adalah Keraton Surosowan atau Benteng Surosowan.

Keraton Surosowan dibangun sekitar tahun 1522-1526 pada masa pemerintahan Sultan pertama Banten, Sultan Maulana Hasanudin dan konon juga melibatkan ahli bangunan asal Belanda, yaitu Hendrik Lucasz Cardeel, seorang arsitek berkebangsaan Belanda yang memeluk Islam yang bergelar Pangeran Wiraguna.

Dinding pembatas Keraton Surosowan setinggi 2 meter dan lebar mencapai 5 meter mengitari area keraton sekitar kurang lebih 3 hektar. Surosowan mirip sebuah benteng Belanda yang kokoh dengan bastion (sudut benteng yang berbentuk intan) di empat sudut bangunannya. Bangunan di dalam dinding keraton tak ada lagi yang utuh. Hanya menyisakan runtuhan dinding dan pondasi kamar-kamar berdenah persegi empat yang jumlahnya puluhan.

Keraton Surosowan ini memiliki tiga gerbang masuk, masing-masing terletak di sisi utara, timur, dan selatan. Namun, pintu selatan telah ditutup dengan tembok, tidak diketahui apa sebabnya. Pada bagian tengah keraton terdapat sebuah bangunan kolam berisi air berwarna hijau, yang dipenuhi oleh ganggang dan lumut.

Di keraton ini juga banyak ruang di yang berhubungan dengan air atau mandi-mandi (petirtaan). Salah satu yang terkenal adalah bekas kolam taman, bernama Bale Kambang Rara Denok. Ada pula pancuran untuk pemandian yang biasa disebut “pancuran mas”.

Ketika kita datang berkunjung ke sana, yang akan kita lihat adalah peninggalan kerajaannya. Reruntuhan bangunan menjadi saksi bisu dari kejayaan Keraton Surosowan ini.

Dalam sejarahnya, keraton ini mengalami beberapa kali kehancuran. Antara lain ketika terjadi peperangan antara Sultan Ageng Tirtayasa dan anaknya sendiri, Sultan Haji, yang bekerja sama dengan penjajah Belanda. Meski kemudian diperbaiki lagi, perlawanan dari rakyat terhadap Sultan Haji terus berlangsung dan membuat keraton rusak lagi.

Akan tetapi, kerusakan yang paling parah terjadi pada masa Sultan Aliuddin II (1803-1808). Ketika Herman Willem Daendels meminta Sultan agar mengirimkan seribu pekerja rodi untuk membangun jalur jalan Anyer-Panarukan. Selain itu, juga meminta agar Patih Mangkubumi Wargadiraja diserahkan dan ibu kota kesultanan dipindahkan ke Anyer karena di sekitar Surosowan akan dibangun benteng Belanda.

Tentu saja permintaan tersebut ditolak mentah-mentah. Terjadilah peperangan hebat yang berakhir dengan penaklukan Surosowan dan penangkapan Sultan Aliudin II lalu dibuang ke Ambon. Sementara Patih Mangkubumi Wargadiraja dihukum pancung. Perlawanan rakyat Banten tidak berhenti. Pada 1809, Daendels menghancurkan dan membakar Sorosowan. Puncak kerusakan keraton tersebut terjadi pada tahun 1813.

Salah satu reruntuhan yang paling banyak dicari adalah pemandian Rara Denok. Seperti yang sering kita dengar tentang cerita putri dan para dayangnya, bagaimana perempuan yang disebut putri tersebut begitu terawat dengan baik. Hal ini yang menjadi mitos atau malah sugesti bagi warga sekitar tentang khasiat dari kolam tersebut.

Kolam Rara Denok berbentuk persegi empat dengan panjang sekitar 30 meter dan lebar 14 meter. Sementara kedalamannya mencapai 4,5 meter. Di tengah pemandian terdapat kolam yang ukurannya lebih kecil, tempat istirahat bernama Bale Kambang. Terlindungi oleh benteng yang tinggi dan pintu yang kokoh. Dengan demikian, para wanita akan merasa aman dan nyaman di tempat tersebut.

Pemandian Rara Denok juga menyimpan cerita lain karena sistem pengairan yang dilakukan merefleksikan bagaimana kacanggihan teknologi pada masa tersebut. Karena air yang berada di Pemandian dialirkan dari danau buatan bernama Tasik Ardi, yang jaraknya sekitar 2,5 kilometer di sebelah selatan Keraton. Danau tersebut dibuat oleh Sultan Maulana Yusuf selama kurang lebih 10 tahun antara 1570-1580 M.

Selain itu Pancuran Mas juga menjadi terkenal sejak kabar yang datang entah dari mana, berhembus keras megenai kemampuan yang dimiliki oleh pancuran ini. Merebak kabar bahwa pancuran ini mengeluarkan emas atau bahkan dibuat dari emas, sehingga pancuran ini begitu terlihat luar biasa dan diberi nama Pancuran Mas.

Padahal setelah diperiksa oleh sejumlah ahli, Pancuran Mas sendiri sebetulnya terbuat dari tembaga dan bukan emas. Pancuran ini pada zamannya biasa digunakan untuk mandi para pejabat dan juga abdi kerajaan. Begitu terkenalnya nama Pancuran Mas sehingga orang-orang yakin bahwa pancuran itu memang terbuat dari emas.

Untuk dapat sampai ke lokasi ini sangat mudah, pengunjung dapat menuju lokasi dengan kendaraan pribadi atau naik bus. Dari Terminal Pakupatan, Serang, Pengunjung dapat melanjutkan perjalanan dengan bus jurusan Banten Lama atau dapat juga mencarter angkot.

Perjalanan dari Terminal Pakupatan, Serang, menuju ke lokasi masjid memerlukan waktu sekitar setengah jam. Selain itu juga fasilitas untuk pengunjung yang merasa lapar dalam tour -nya dapat menikmati jajanan yang berderet di sepanjang pintu masuk kraton. Termasuk juga bila ingin menunaikan ibadat sholat dan beristirahat di Masjid Agung Banten.

Setelah memperhatikan asal-usul dari keraton ini, rasanya berwisata ke Keraton Surosowan adalah pilihan yang tepat. Datang bersama keluarga, pengunjung akan diberi dua hadiah yang positif untuk hari-hari ke depannya, terutama bagi anak-anak.

Pengunjung anak-anak akan diberikan pengalaman dan pengetahuan mengenai sejarah yang terjadi di negaranya, sehingga berwisata seperti mungkin juga akan bermanfaat bagi anak sekolah.

Jangan lupa jika ingin berkunjung ada baiknya menggunakan jasa tour guide yang ada untuk bisa membantu anda mendapatkan info yang lebih lengkap mengenai tempat-tempat tersebut.