traveldraft

Tari Saman; Sejarah, Makna, dan Gerakan

Pada masa lalu, Tari Saman biasanya ditampilkan untuk merayakan peristiwa peristiwa penting dalam adat dan masyarakat Aceh. Selain itu biasanya tarian ini juga ditampilkan untuk merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW.

PublishedJanuary 1, 2014

byDgraft Outline

Tari Saman adalah salah satu tarian daerah Aceh. Tarian ini berasal dari dataran tinggi Gayo yang berkembang pada abad ke-16 M sebagai bagian dari syiar Islam.

Tari Saman (dan juga Seudati) erat dengan masuk dan berkembangnya agama islam di Aceh. Saman ditampilkan untuk merayakan peristiwa peristiwa penting dalam adat dan tradisi masyarakat Aceh, juga saat memperingati hari-hari besar dalam sejarah Islam terutama kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Saman adalah salah satu primadona seni pertunjukan. Dalam setiap penampilannya, kekompakan penari-penari Saman terbukti mengundang decak kagum penikmat seni tari dari berbagai belahan dunia –ketika para penarinya menghempaskan badan ke berbagai arah dengan harmonis, Saman seolah punya daya hipnotis.

Table of contents

Open Table of contents

Makna dan Fungsi Tari Saman

Sebelum Tarian Saman dimulai, sebagai mukaddimah atau pembukaan, tampil seorang tua cerdik-cendekia atau pemuka adat untuk mewakili masyarakat setempat memberi keketar atau nasihat-nasihat yang berguna kepada para penari dan penonton.

Tari Saman merupakan salah satu media untuk penyampaian pesan atau Syiar (dakwah) Islam. Tarian ini lebih jauh juga mampu disisipi muatan-muatan pesan yang mencerminkan pendidikan, keagamaan, sopan santun, kepahlawanan, kekompakan dan kebersamaan, dsb.

Syahdan, pada mulanya, tarian Saman merupakan permainan rakyat yang disebut Pok Ane. Melihat minat yang besar dari masyarakat Aceh pada permainan rakyat tersebut maka syiar agama pun menjadi lebih cepat tersampaikan ketika syair-syair Islam dipadankan. Saman lalu dikenal sebagai tarian yang syarat dengan muatan Islam dan ajaran kehidupan, sampai saat ini.

Paduan Suara dalam Tari Saman

Tari Saman biasanya ditampilkan tidak menggunakan iringan alat musik, maka sebagai pengiringnya di gunakan suara vocal dan tepukan ke bagian badan. Ada beberapa cara untuk mendapatkan bunyi-bunyian tersebut:

Dan paduan suara para penari menambah kedinamisan dari tarian Saman. Dimana cara menyanyikan lagu-lagu dalam tari Saman dibagi dalam 5 macam :

  1. Rengum , yaitu auman yang diawali oleh pengangkat.
  2. Dering , yaitu regnum yang segera diikuti oleh semua penari.
  3. Redet, yaitu lagu singkat dengan suara pendek yang dinyanyikan oleh seorang penari pada bagian tengah tari.
  4. Syek, yaitu lagu yang dinyanyikan oleh seorang penari dengan suara panjang tinggi melengking, biasanya sebagai tanda perubahan gerak.
  5. Saur, yaitu lagu yang diulang bersama oleh seluruh penari setelah dinyanyikan oleh penari solo.

Penari-Penari Saman

Kekuatan tari Saman tidak hanya terletak pada syairnya saja namun gerak yang kompak menjadi nilai lebih dalam tarian. Ini boleh terwujud karena kepatuhan para penarinya dalam memainkan perannya masing-masing.

Saman awalnya dimainkan oleh belasan atau puluhan laki-laki dengan jumlah penari yang ganjil. Dalam perkembangan selanjutnya, tari Saman dimainkan pula oleh kaum perempuan atau campuran antara laki-laki dan perempuan.

Tari Saman dipandu oleh seorang pemimpin yang lazimnya disebut Syekh/Syeikh/Syeh. Karena keseragaman formasi dan ketepatan waktu adalah suatu keharusan dalam menampilkan tarian ini, maka syekh adalah orang yang dituntut untuk memiliki konsentrasi dan kepemimpinan yang baik.

Dalam penampilannya, Saman dimainkan oleh 10 – 12 penari, akan tetapi keutuhan Saman setidaknya didukung 15 – 17 penari. Yang mempunyai fungsi sebagai berikut :

1 2 3 4 5 6 7 8 [9] 10 11 12 13 14 15 16 17

* Nomor 9 disebut Pengangkat

Pengangkat adalah tokoh utama (seperti Syekh dalam Seudati) titik sentral dalam Saman, yang menentukan gerak tari, level tari, syair-syair yang dikumandangkan maupun syair-syair sebagai balasan terhadap serangan lawan main (Saman Jalur/pertandingan).

1 2 3 4 5 6 7 [8] 9 [10] 11 12 13 14 15 16 17

* Nomor 8 dan 10 disebut Pengapit

Pengapit adalah tokoh pembantu pengangkat baik gerak tari maupun nyanyian/vokal

1 [2 3 4 5 6 7] 8 9 10 [11 12 13 14 15 16] 17

* Nomor 2-7 dan 11-16 disebut Penyepit

Penyepit adalah penari biasa yang mendukung tari atau gerak tari yang diarahkan pengangkat. Selain sebagai penari juga berperan menyepit (menghimpit) sehingga kerapatan antara penari terjaga dan penari menyatu tanpa antara dalam posisi banjar / bershaf (horizontal) untuk keutuhan dan keserempakan gerak.

[1] 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 [17]

* Nomor 1 dan 17 disebut Penupang

Penupang adalah penari yang paling ujung kanan-kiri dari barisan penari yang duduk berbanjar. Penupang selain berperan sebagai bagian dari pendukung tari juga berperan menupang/menahan keutuhan posisi tari agar tetap rapat dan lurus.

Penupang juga disebut penamat kerpe jejerun (pemegang rumput jejerun). Seakan-akan ia harus bertahan memperkokoh formasi layaknya memegang rumput jejerun — jejerun sejenis rumput yang akarnya kuat dan terhujam dalam, sukar di cabut.

Tata Urutan Gerak Tari Saman

Tari Saman termasuk dalam jenis kesenian ratoh duk (tari duduk); ditarikan dalam posisi duduk. Posisi penari adalah duduk berlutut dengan berat badan tertekan kepada kedua telapak kaki. Pola ruang gerak pada tari Saman juga akan terbatas pada ketinggian posisi duduk.

Dari posisi duduk berlutut berubah ke posisi diatas lutut ( Gayo – berlembuku ) yang merupakan posisi paling tinggi, sedang posisi yang paling rendah adalah apabila penari membungkuk badan kedepan sampai 450 ( tungkuk ) atau miring kebelakang sampai 600 ( langat ).

Terkadang saat melakukan gerakan dalam Tari Saman disertai gerakan miring ke kanan atau ke kiri yang disebut singkeh. Ada pula gerak badan dalam posisi duduk melenggang ke kanan-depan atau kiri-belakang ( lingang ).

Selain posisi duduk dan gerak badan, gerak tangan sangat dominan dalam tari Saman–berfungsi sebagai gerak sekaligus musik. Ada yang disebut cerkop yaitu kedua tangan berhimpit dan searah.

Ada juga cilok, yaitu gerak ujung jari telunjuk seakan mengambil sesuatu benda ringan seperti garam. Tepok yang dilakukan dalam berbagai posisi (horizontal/ bolak-balik/ seperti baling-baling).

Gerakan kepala seperti mengangguk dalam tempo lamban sampai cepat ( anguk ) dan kepala berputar seperti baling-baling ( girek ) juga merupakan ragam gerak Saman. Kesenyawaan semua unsur inilah yang menambah keindahan dan keharmonisan dalam gerak tari Saman.