traveldraft

Gambus Melayu, Alat Musik dan Perkembangannya

Gambus Melayu adalah alat musik tradisional Melayu yang mendapat pengaruh dari Timur Tengah. Bentuknya cukup indah dan mudah dikenal, hampir mirip dengan buah labu siam. Alat musik ini merupakan salah satu musik tradisional yang berkembang di tanah Melayu.

PublishedNovember 25, 2014

byDgraft Outline

Gambus Melayu berkembang pada masa Kesultanan Malaka. Para pedagang dari Timur Tengah pada masa Kesultanan Melayu Malaka membawa budaya mereka termasuk musik Gambus kepada masyarakat Melayu. Nyanyian dalam iringan musik gambus yang dibawakan oleh para pedagang Timur Tengah itu, yang paling terkenal adalah Ghazal.

Masuknya alat musik ini beriringan dengan menyebarnya pengaruh agama Islam yang dibawa oleh orang Arab di tanah Melayu. Makanya musik yang dihasilkan pun bernafaskan Islam, termasuk penggunaannya sebagai sarana pendidikan agama Islam. Lagu-lagu yang dibawakan pun adalah lagu melayu yang memiliki nuansa Islami.

Gambus Melayu merupakan adopsi dari Gambus al’ Ud. Semula berfungsi sebagai sarana hiburan yang lebih religius, juga sebagai sarana pendidikan, dimainkan individu di rumah atau hiburan bagi nelayan di atas perahu.

Perubahan fungsi telah menggeser lagu yang bernuansa Islami menjadi lagu-lagu yang lebih diterima oleh berbagai kalangan.

Gambus Melayu dan Penyajiannya dalam Musik

Cara memainkan gambus dengan dipetik karena terdapat senar. Paling sedikit gambus dipasangi tiga senar, paling banyak 12 senar. Gambus dipetik dengan menggunakan jari, atau juga bisa menggunakan perenting. Kebanyakan pemain gambus menggunakan perenting, sehingga mereka dapat memainkannya dalam durasi yang cukup lama

Sebagai pengiring sebuah lagu, gambus juga diiringi dengan alat musik lain, seperti marwas (marawis) untuk memperindah irama lagu.

Alat ini bisa dimainkan secara solo maupun assamble. Sebuah orkes memakai alat musik utama berupa gambus dinamakan orkes gambus atau disebut gambus saja.

Permainan Gambus juga dapat dikolaborasikan dengan permainan musik tradisional ataupun modern. Jika hal itu dilakukan akan menghasilkan suara yang merdu, serta memiliki keunikan tersendiri.

Tema umum dalam lagu dari iringan musik gambus biasanya adalah tentang keagamaan, yaitu musik atau lagu yang bernafaskan Islami. Tetapi kini gambus beralih fungsi menjadi pengiring Zapin di pentas, dan justru lebih berkembang dari sebelumnya

Dalam penyajian musik gambus Melayu, terdapat perbedaan konteks dalam pertunjukannya. Ada yang dalam konteks pertunjukan secara individu, ada juga gambus sebagai pengiring Zapin. Zapin merupakan khazanah tarian rumpun Melayu yang mendapat pengaruh dari Arab. Tarian tradisional ini bersifat edukatif dan sekaligus menghibur.

Pembuatan Gambus Melayu

Gambus dibuat dari batang pohon yang jenisnya ringan seperti dari kayu angsana atau nibung yang dipilih. Dari pohon yang sudah ditebang, kayunya diambil dan dipotong sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan.

Pada bagian tengah batang kayu pohon tersebut dilubangi, bagian ini disebut dengan bakal. Kemudian bakal diperhalus dengan amplas agar bersih dan halus. Supaya mengkilat, bakal diolesi dengan minyak kelapa lalu dijemur.

Pada bagian berlubang tadi ditutupi dengan kulit binatang yang sudah direndam beberapa hari hinga teraasa lunak. Tujuannya agar mudah dipaku dengan paku laduh pada bakal. Sementara kulit yang digunakan bisa kulit biawak, ular, atau kulit ikan pari.

Langkah selanjutnya adalah memasang penyiput—tanduk yang ditancapkan pada bagian pangkal atas gambung—sebanyak empat buah yang berfungsi untuk menyamakan dan menegangkan senar gambus.

Setelah itu senar dipasang dengan mengikatkan ujungnya pada bagian pangkal atas, dan menariknya ke bagian ujung-bawah. Untuk memudahkan dalam memetik senarnya, sebuah tanduk digunakan sebagai kuda-kuda atau disebut juga penyendal. Langkah ini merupakan langkah yang terakhir karena setelah itu gambus dapat dimainkan.