traveldraft

Candi Sambisari, Candi di dalam Tanah

Setelah terpendam dan hampir dilupakan selama berabad-abad, Candi ini akhirnya diketahui keberadaannya kembali pada bulan Juli 1966. Candi Sambisari ternyata terkubur 6,5 meter di bawah permukaan tanah.

PublishedMarch 29, 2015

byDgraft Outline

Berdasarkan pada penelitian geologi didapati bahwa endapan lumpur, pasir, dan bebatuan yang telah menimbun candi ini diduga berasal dari letusan Gunung Merapi pada tahun 1006 Masehi.

Kurang lebih jaraknya 4 kilometer dari Bandara Adisucipto, 12 kilometer dari pusat Kota Yogyakarta, ditemukan kompleks percandian yang dinamai sesuai dengan nama tempat candi itu berada; Kompleks candi Sambisari. Candi ini baru ditemukan pada tahun 1966. Oleh karena itu, belum banyak yang mengetahuinya—padahal lokasinya berdekatan dengan Candi Prambanan, Kalasan, dan Candi Sari yang cukup terkenal.

Kompleks candi Sambisari tepatnya berada di Dusun Sambisari, Desa Purwomartani, Kalasan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, Indonesia. Kompleks candi ini berada pada kedalaman 6-6,50 meter di bawah permukaan tanah yang sekarang. Berdasarkan pada penelitian geologis yang meneliti bebatuan candi dan lapisan tanah yang menimbunnya selama ini, diduga merupakan material Gunung Merapi yang meletus hebat tahun 1006 Masehi.

Table of contents

Open Table of contents

Data Bangunan

Candi Sambisari bukan hanya ada satu candi, tapi ada dua candi, tiga, dan bahkan empat candi di satu area yang sama. Kompleks candi ini terdiri Satu candi utama atau candi induk dan tiga candi perwara atau candi pendamping yang ukurannya lebih kecil. Selain itu, ditemukan pula benda-benda lepas seperti arca, cermin logam, lingga, umpak kotak peripih, tembikar, prasasti, lempengan emas, perhiasan, yoni, dan lingga.

Kompleks Candi sambisati dikelilingi oleh dua lapis pagar di area seluas 50 x 48 meter. Halaman dalam dikelilingi pagar batu setebal 50 sentimeter dengan tinggi kurang lebih mencapai 2 meter yang di dalamnya terdapat empat buah candi; satu candi induk dan tiga candi perwara (candi pengiring/pendamping yang ukurannya lebih kecil).

Candi utama berbentuk bujur sangkar berukuran 15,65 x 13,65 meter, tinggi 7,5 meter, badan candinya berukuran 5 x 5 meter. Di depan candi induk ada tiga buah candi perwara (candi pendamping) yang belum sempurna direkonstruksi. Ukuran dasarnya 4,8 x 4,8 meter, tinggi 5 meter.

Kapan dibangunnya Candi Sambisari?

Belum diketahu tanggal dan tahun yang pasti kapan dibangunnya Candi Sambisari, tapi untuk mendekati tahun pendiriannya dapat ditinjau dari berbagai hal. Misalnya, Prof. Dr. Soekmono yang melihat pada segi arsitektur, candi Sambisari olehnya digolongkan ke dalam bangunan dari abad ke 8 masehi.

Pendapat lainnya yang melihat berdasarkan material yang digunakan di candi ini, yaitu, batu padas atau batuan andesit. masa pendiriannya diduga semasa dengan candi Prambanan, yang berada dekat dengan kompleks candi ini, juga sama dengan candi Plaosan, dan candi Sajiwan sekitar abad ke-9 sampai dengan abab ke-10 M.

Kemudian, berkenaan dengan temuan tulisan di kompleks Candi Sambisari yang telah dikaji oleh Prof Boechari, seorang ahli paleografi juga efigraf, Ia menyimpulkan bahwa gaya tulisan yang digunakan berasal dari permulaan abad ke-9 Masehi

Siapa Pembangun Candi Sambisari? Tentu saja yang telah membangun candi ini adalah orang-orang Jawa pada masa lalu, tapi anda tidak akan puas atas jawaban seperti itu. Mari kita lihat data tertulis dari prasati Wenua Tengah III yang berasal dari abad ke-10 Masehi. Prasasti ini memuat nama-nama raja yang memerintah di kerajaan Mataram kuno.

Dari daftar nama-nama raja dalam prasati Wenua Tengah III dan setelah melakukan analisis tahun pendiriannya, beberapa pendapat menyebutkan bahwa Candi Sambisari kemungkinan dibangun pada masa pemerintahan Rakai Garung yang memerintah dari tahun 828-847 Masehi.

Fungsi Candi Sambisari

Bahwa pada masa pemerintahan Rakai Garung lah candi Sambisaari ini di bangun, bukan kurun waktunya saja yang diperhatikan, tapi juga karena Rakai Garung dikenal sebagai Raja dari Wangsa Syailendra yang menganut Agama Hindu beraliran Siwa, karena berdasarkan arca yang ditemukan, membuktikan bahwa candi ini dibangun dengan konsepsi agama tersebut.

Misalnya yang masih ada saat ini di relung-relung tempat menaruh arca adalah patung Ganeça yang ada disebalah timur, Durga Mahesassuramardini di relung utara, dan Agastya di bagian selatan. Dua relung lainnya yang berada di kanan dan kiri pintu, sudah kosong. Diperkirakan relung tersebut untuk Arca dewa penjaga pintu; Mahakala dan Nadisywara sedangkan di dalam ruang bilik candi utama terdapat Yoni dan Lingga.

Selain sebagai bangunan suci agama Siwa, Candi ini kemungkinan juga berfungsi sebagai tempat untuk melakukan kegiatan yang berhubungan dengan keagamaan penganutnya.

Rekonstruksi Candi

Butuh 20 tahun lebih untuk menyusun kembali bongkahan batu demi batu yang ditemukan pada tahun 1966 itu, hingga bisa menjadi candi yang kini berdiri megah dan bisa kita lihat sampai saat sekarang.

Masih banyak batu yang belum tersusun, masih banyak misteri yang belum terungkap, masih banyak kisah yang belum terangkat jelas. Rekonstruksi dan pemugaran candi mungkin telah selesai pada tahun 1987. Tugas pendahulu kita juga sudah selesai.

Kini giliran kita. Menjaga dan memeliharanya, itu sudah pasti harus dilakukan. Tapi ada satu hal yang lebih penting yaitu memanfaatkannya sebagai ruang ilmu untuk mengkaji apa yang seharusnya kita tahu.