traveldraft

Museum Mulawarman Jejak Kejayaan Kutai

Museum Mulawarman menjadi salah satu bukti otentik bagaimana Kutai Kartanegara berjaya di bumi nusantara ini.

PublishedAugust 11, 2015

byDgraft Outline

Sejarah Kalimatan Timur atau lebih khususnya Kota Tenggarong Kutai Kartanegara tidak akan lepas dari sejarah kerajaan Kutai Kartanegara, kerajaan tertua di nusantara.

Museum yang diambil dari salah satu nama raja Kutai Kartaegara ini menjadi salah satu objek wisata sejarah bersejarah di kota Tenggarong yang saat ini masih menjadi primadona pariwisata Kutai Martadipura. Setiap hari libur, bekas keraton atau istana Kesultanan Kutai Kartanegara ini tak pernah sepi dari kunjungan para wisatawan lokal maupun mancanegara.

Mudah saja bila wisatawan datang ke Museum Mulawarman, dari ibukota provinsi Kaltim, Samarinda, Tenggarong dapat ditempuh melalui jalan darat. Jarak perjalanan sepanjang 39 kilometer, memakan waktu antara 1,5 sampai 2 jam perjalanan. Wisatawan akan melintas hutan-hutan dan padang batu bara.

Jika musim kemarau, di kiri dan kanan jalan wisatawan akan menyaksikan kepulan asap. Asap tersebut berasal dari batubara yang masih aktif di dalam tanah. Tambang batu bara ini ada di sekujur perut bumi Borneo, khususnya sepanjang Bukit Suharto.

Sesampainya di Museum Mulawarman, pengunjung akan disuguhkan arsitektur yang khas kolonial nan megah berwana putih menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan untuk mengabadikan momen di depan keratin.

Adalah Estourgie dari Hollandsche Beton Maatschappij (HBM) yang merancang dan membangun bangunan ini pada tahun 1936 tepat pada masa pemerintahan Sultan Adji Mohamad Parikesit. Bangunan ini dibangun karena istana yang lama terbakar.

Setelah berfoto-foto di luar, pengunjung akan memasuki ruang pertama Museum. Di sana pengunjung dapat melihat benda-benda bersejarah peninggalan Kesultanan Kutai Kartanegara. Misalnya, singgasana Sultan Kutai.

Singgasana tersebut diapit dua arca Lembu Swana, sementara di latar belakangnya terdapat dua mozaik gambar Sultan Kutai Kartanegara ke-17 AM Soelaiman dan Sultan Kutai Kartanegara ke-18 AM Alimoeddin. Selain itu ada pula lukisan Sultan AM Parikesit, payung kebesaran Kesultanan serta tiga buah patung perunggu dari Eropa.

Ada lagi lemari kristal yang didalamnya tersusun rapi seperangkat alat upacara Pangkon Perak, perhiasan, keris dan tombak, kursi santai yang biasa digunakan Sultan untuk beristirahat

Ada pula rehal atau alas kitab suci Al Qur’an dan kursi yang terbuat dari tanduk rusa Siberia dan tanduk rusa lokal yang biasa digunakan keluarga Sultan untuk mengaji. Benda-benda tersebut mengandung sejarahnya tersendiri dan bernilai tinggi baik secara nilai ekonomis maupun secara nilai historis.

Koleksi yang disajikan makin beragam ketika pengunjung memasuki bagian dalam gedung. Benda-benda arkeologi berupa prasasti dan arca-arca peninggalan kerajaan Hindu tertua di Indonesia yakni Kerajaan Kutai Martadipura yang terkenal dengan rajanya Mulawarman.

Selain itu, ada pula koleksi hasil tenunan dari suku Dayak Benuaq yang dikenal dengan nama ulap doyo lengkap dengan alat tenun tradisionalnya. Ada pula koleksi ukiran-ukiran khas dari suku Dayak Kenyah, Benuaq, Busang, Modang, Punan dan etnis Dayak lainnya.

Di ruang bagian belakang, pengunjung dapat menyaksikan minirama mengenai lahirnya Aji Batara Agung Dewa Sakti yang kemudian menjadi raja Kutai Kartanegara pertama, lahirnya Puteri Karang Melenu yang kemudian menjadi permaisuri raja Kutai Kartanegara pertama, ada pula minirama pertambangan batu bara, industri kayu, tanaman khas Kalimantan, Pesut Mahakam, dan masih banyak lagi.

Uang kuno yang pernah beredar pada masa pemerintahan Hindia Belanda, Jepang hingga Indonesia merdeka menjadi salah satu koleksi museum Mulawarman.

Sudah selasai menikmati bagian dalam museum, sebelum keluar dari Museum Mulawarman, pengunjung terlebih dahulu melewati ruang bawah tanah yang menyajikan koleksi ratusan keramik kuno buatan Cina, Thailand, Vietnam, Jepang, Eropa dan masih banyak lagi.

Koleksi Museum Mulawarman ditutup dengan benda-benda koleksi nusantara seperti pakaian adat tiap provinsi di Indonesia, miniatur candi Borobudur dan Prambanan, tenunan dari daerah Sumatra, senjata tradisional serta alat musik tradisional.

Ketika keluar dari Museum Mulawarman, pandangan kita akan tertuju pada sebuah bangunan kayu yang tak lain adalah kompleks makam Sultan dan para kerabat Kesultanan Kutai Kartanegara.

Di sinilah dapat dijumpai makam pendiri kota Tenggarong Aji Imbut gelar Sultan AM Muslihuddin, makam Sultan AM Sulaiman dan Sultan AM Parikesit.