Selama perjalanannya berkarya, pria yang lahir di Cirebon ini dikenal sebagai pelukis beraliran ekspresionisme atau abstrak. Dalam membuat karyanya, Affandi sering menumpahkan cairan catnya langsung kemudian menyapu dengan jari, bermain dengan ekspresi yang ia rasakan.
Kini sekitar 300 karya lukisnya disimpan di museum Affandi di Jl. Laksda Adisucipto No. 167 Yogyakarta. Kurang lebih ada sekitar 1.000 lukisan di Museum Affandi. 300-an di antaranya adalah karya Affandi yang punya nilai kesejarahan bagi Affandi–mulai dari awal kariernya hingga sang maestro meninggal, sehingga tidak dijual.
Museum Affandi dirancang sendiri oleh sang empunya nama dan menempati lahan di sekitar kediamannya. Affandi membuat galeri pertamanya sendiri yang menempati lahan seluas 314,6 m² sebagai ruang pameran.
Selain Karya Afandi, Museum juga memamerkan karya-karya teman sejawat Affandi baik mereka yang masih hidup maupun yang telah meninggal, seperti karya Basuki Abdullah, Fajar Sidik, Hendra, Popo Iskandar, Rusli, dan lain-lain. Selain itu juga ada lukisan dari keluarga Afandi lainnya yang ditempatkan di galeri yang lain, misalnya karya lukisan Kartika Affandi, Maryati, Rukmini Yusuf, serta Juki Affandi.
Selama hidupnya, Affandi termasuk pelukis produktif dan konsisten, tak ayal ia pun telah banyak menerima sederet penghargaan.
Pada tahun 1977, pelukis yang dianugerahi gelar Doktor Honoris Causa dari University of Singapore ini mendapat Hadiah Perdamaian dari International Dag Hammershjoeld. Affandi bahkan oleh Komite Pusat Diplomatic Academy of Peace, Florence, Italia diangkat menjadi anggota Akademi Hak-Hak Asasi Manusia.
Koran International Herald Tribune menjulukinya pelukis Ekspressionis Baru Indonesia, sementara di Florence, Italia dia digelari Grand Maestro.
Museum Affandi bisa Anda kunjungi dari hari Senin sampai dengan Sabtu, dari mulai pukul 09.00-16.00 WIB. Museum yang kini menempati lahan seluas 3.500 m² itu mempunyai empat bangunan yang difungsikan sebagai galeri, dua buah studio dan beberapa sarana penunjang pengunjung lainnya.