traveldraft

Angkor; Menelusuri Candi-Candi di Thailand

Candi-candi di Kompleks Angkor jumlahnya ratusan, mulai dari tumpukan yang yang tidak lagi menyerupai sebuah bangunan, sampai ke Angkor Wat yang menjadi kebanggaan.

PublishedMarch 3, 2016

byDgraft Outline

Banyak dari candi-candi di Kompleks Angkor, Thailand memang telah dieksavasi dan dipugar. Kini, ratusan candi-candi itu menjadi bukti yang paling signifikan dari arsitektur dan budaya orang-orang Khmer pada masa lalu.

Kompleks Angkor bukan hanya Angkor Wat dan Angkor Thom—telah terdaftar di UNESCO sebagai Warisan Dunia. Rasanya waktu seminggu pun kurang jika harus mengunjungi setiap candi di Kompleks Angkor ini.

Diantaranya yang cukup terkenal dan sering dikunjungi—selain dua yang sudah disebutkan sebelumnya—di area Angkor Archaeological Park seperti Phnom Bakheng, South Gate, Preah Palilay, Phimeanakas, Terrace of the Elephants, Leper King, Chou Say Tevoda, Thommanon, Ta Nei, Banteay Kdei, Phnom Srang, Ta Prohm, dan masih banyak lagi.

Angkor dalam bahasa Sanskerta dapat diartikan sebagai ibu kota atau negara. Selama 300 tahun (900-1200 Masehi), Kerajaan Khmer menghasilkan beberapa karya arsitektur di daerah yang dikenal sebagai Angkor. Sebagian besar ter-konsentrasi di daerah sekitar 15 mil (24 km) timur ke barat dan 5 mil (8.0 km) utara ke selatan, termasuk situs yang jauh seperti Kbal Spean, sekitar 30 mil (48 km) di utara.

Ada sekitar 72 candi utama di wilayah Kompleks sedangkan beberapa ratus situs berupa candi-candi kecil banyak tersebar di luar lanskap. Angkor sejatinya tidak memiliki batas formal karena itu sulit untuk menentukan cakupan-nya. Namun, area yang cukup spesifik sekurangnya meliputi 1.000 km2.

Periode Angkorian dalam beberapa catatan sejarah dimulai tak lama setelah 800 Masehi, ketika Raja Khmer, Jayavarman II menyatakan kemerdekaan Kamboja (Cambodia) dari Jawa. Dia kemudian mendirikan ibu kota yang diberi nama Hariharalaya (sekarang dikenal sebagai Roluos) di ujung utara dari Tonle Sap. Sebelum era Jayavarman, Kamboja memang telah terdiri dari sejumlah kerajaan independen yang secara politik diakui oleh kekaisaran Cina, diantaranya Funan dan Chenla.

Yasovarman naik tahta pada tahun 889. Seorang raja dengan ambisi pembangun yang besar. Dekat ibu kota lama Hariharalaya, Yasovarman membangun sebuah kota baru, yang disebut Yaśodharapura.

Gunung-gunung pada gilirannya diwakili oleh sebuah candi yang menjulang tinggi sebagai tempat yang disukai para Dewa. Yasovarman juga membangun candi utamanya di sebuah bukit yang dikenal sebagai Phnom Bakheng. Dia juga membangun banyak kuil Hindu lainnya.

Jaring-jaring penghubung dari candi utama ke candi lainnya secara samar-samar disatukan oleh sistem infrastruktur yang kompleks, termasuk jalan dan kanal yang menunjukkan konektivitas dan integrasi fungsional dengan ibu kota.

Dalam hal batas spasial (meskipun tidak dalam hal populasi), Kompkes candi di Thailand ini mungkin satu-satunya perkotaan terbesar yang tercatat dalam sejarah sebelum Revolusi Industri.

Angkor pada masa lalu menempati area yang lebih besar dari kota Paris saat ini dan jika dibentangkan, bangunan-bangunan candi yang ada menggunakan batu yang jauh lebih banyak dari semua struktur batu yang ada di Mesir.