traveldraft

Machu Picchu, Peradaban Inca di Pucuk Dunia

Tersembunyi di antara jajaran tebing-tebing batu di barat laut Cuzco, Peru, Machu Picchu diyakini adalah tempat suci bagi bangsa Inca. Peradaban yang hampir musnah oleh penjajahan Spanyol pada abad ke-16 Masehi.

PublishedMarch 3, 2016

byDgraft Outline

Machu Picchu Peru
Image by Mailanmaik

Selama ratusan tahun, sampai arkeolog Amerika, Hiram Bingham, pada tahun 1911 memberitakannya kepada dunia, keberadaan Machu Picchu adalah sebuah rahasia yang hanya diketahui petani yang tinggal di wilayah tersebut.

Situs ini membentang lebih dari 8 Km. Ada lebih dari 3.000 tangga batu yang menghubungkan berbagai tingkatan yang berbeda. Dua ribu kaki di atas sungai Urubamba yang bergemuruh, awan bahkan sesekali menutupi kotanya.

Tempat ini jika diperhatikan, pun tersembunyi, tapi benar-benar mandiri. Wilayahnya dikelilingi oleh teras-teras pertanian yang disirami dengan air alami, cukup untuk memberi makan populasi; kurang dari seribu orang tinggal di sini.

Situs ini juga dilengkapi sanitasi yang baik, terdapat kuil, ruang penyimpanan, dan ada sekitar 150 petak-petak yang kemungkinan menjadi tempat tinggal.

Struktur batunya diukir dari batu granit abu-abu dengan tata kota yang memadukan kejeniusan arsitektur dan estetika. Beberapa dari blok buatannya tepat terpahat dengan ketelitian yang luar biasa. Keterampilan teknik lanskap di daerah pegunungan yang curam terlihat dari struktur batuan yang berbaur secara alami hingga dapat mengurangi erosi.

Legenda dan mitos menunjukkan bahwa Machu Picchu—yang berarti ‘Puncak Tua’ dalam bahasa Quechua—tampaknya telah dimanfaatkan oleh Bangsa Inca sebagai kota suci; tempat ‘upacara rahasia’.

Sedikit yang diketahui dari kehidupan sosial atau keagamaan di situs ini. Temuan sisa-sisa kerangka sepuluh perempuan dan satu laki-laki telah menyebabkan asumsi bahwa situs Machu Picchu adalah tempat perlindungan bagi pelatihan pendeta dan atau pengantin bangsawan Inca.

Namun, pemeriksaan osteologis pada kerangka mengungkapkan terdapat jumlah yang sama dari tulang laki-laki, sehingga menunjukkan bahwa Machu Picchu tidak eksklusif sebagai kuil atau tempat tinggal perempuan.

Salah satu fungsi utama situs Machu Picchu yang paling banyak dipercayai adalah sebagai observatorium astronomi. Batu Intihuatana (yang berarti ‘Kait Matahari’) telah terbukti menjadi indikator yang tepat melihat matahari di dua ekuinoks.

Tanggal 21 Maret dan 21 September, matahari berdiri hampir tepat di atas batu, sehingga tidak ada bayangan sama sekali. Pada periode ini, suku Inca akan mengadakan upacara. Ada juga keselarasan Intihuatana ini dengan titik balik matahari pada bulan Desember—titik balik matahari musim panas di belahan bumi selatan.

Hari ini, ratusan ribu orang berkunjung ke Machu Picchu setiap tahun, menantang tanah longsor dan jalanan curam untuk melihat matahari terbenam dari atas reruntuhan. Mengagumi kemegahan, kemisteriusan, dan keajaiban peradaban Bangsa Inca.