traveldraft

Petra; Warisan Peradaban Dunia di Selatan Yordania

Kota Petra merupakan ibu kota mengesankan dari kerajaan Nabatea. Terletak 240 km selatan ibu kota Amman dan 120 km sebelah utara dari kota laut merah, Aqaba.

PublishedMarch 2, 2016

byDgraft Outline

Petra, Jordan Yordania
Image by Abdullah Ghatasheh / pexels

Petra merupakan ibu kota mengesankan dari kerajaan Nabatea. Terletak 240 km selatan ibu kota Amman dan 120 km sebelah utara dari kota laut merah, Aqaba. 6 Desember 1985, Petra ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO.

Belum diketahui kapan tepatnya Petra dibangun, sejarahnya masih menyimpan banyak misteri. Namun, kota ini diperkirakan mulai makmur sebagai ibu kota Kekaisaran Nabatea dari sekitar abad ke-6 SM. Wilayah yang menjadi kaya melalui perdagangan kemenyan dan rempah-rempah. Kerajaan ini kemudian dianeksasi Kekaisaran Romawi pada tahun 106 M.

Kota kuno Yordanian ini terus berkembang sampai bencana gempa besar abad ke-4 menghancurkan beberapa bangunan dan melumpuhkan sistem sanitasi penting masa itu. Gempa juga mengubah rute perdagangan, hingga akhirnya kota ini sepi lalu mulai ditinggalkan.

Memori kejayaan Nabatea sepertinya hilang dalam cerita dan ingatan orang Yordania. Pada pertengahan abad ke-7 Kota ini telah benar-benar ditinggalkan penghuninya, kecuali mungkin suku-suku pengembara lokal yang masih tetap menyempatkan diri mengunjunginya dalam perjalanan.

Petra, Jordan Yordania
Image by Mustafa Waad Saeed

Reruntuhan Kota Petra tetap tersembunyi untuk sebagian besar pasang mata sampai pada tahun 1812, seorang penjelajah Swiss bernama Johannes Burckhardt, mencoba untuk ‘menemukan kembali’ Petra; ia berpakaian seperti seorang Arab dan meyakinkan suku-suku pengembara untuk membawanya ke kota yang hilang.

Petra juga dikenal sebagai “rose red city”, nama itu merujuk pada warna indah dari struktur bebatuan yang dipahat. Dari penggalian besar pertama yang dilakukan pada tahun 1929, diketahui bahwa orang-orang Nabataeans mengubur mayat di sebuah pemakaman yang rumit yang seolah terpotong sisi gunung.

Selain sisa-sisa megah kota Nabatea; kuil, teater, dan beberapa arsitektur yang dipengaruhi Romawi hingga Bizantium (Byzantium). Petra juga menunjukkan pola pemukiman penduduk dan penggunaan lahan selama lebih dari 10.000 tahun, di mana fitur alam, budaya, arkeologi dan geologi bergabung menjadi selaras dalam kehidupan.