traveldraft

Sucre ; Kota Empat Nama Bekas Ibu kota Bolivia

Konon, La Plata adalah kota religious dan pusat budaya, namun sejak 1839, setelah La Plata menjadi ibu kota Bolivia, kota ini dinamai Sucre. Hanya 60 Tahun, Bolivia kemudian berganti Ibu Kota dari Sucre ke La Paz tahun 1898.

PublishedMay 7, 2016

byDgraft Outline

La Plata adalah kota religious
Image by Dan Lundberg

Ada dua Kota Sucre di Amerika Selatan; Satu di Venezuela dan yang kita bicarakan adalah Sucre bekas ibu kota Bolivia, Kota yang didirikan oleh kolonial Spanyol pada pertengahan abad ke-16 dengan nama La Plata.

Nama La Plata adalah bentuk penghargaan kepada pemimpin revolusi, Antonio Jose de Sucre. Selain memiliki nama La Plata, Sucre juga dikenal dengan nama Charcas dan Chuquisaca sehingga sering disebut “Kota Empat Nama” atau “La Ciudad de Cuatro Nombres”.

Kota yang terpelihara ini banyak diwarnai bangunan abad ke-18 dan ke-19. Ada banyak bangunan gerejawi seperti Gereja San Lazaro, Gereja San Fransisco, dan Gereja Santo Domingo yang memadukan arsitektur tradisional dan gaya Eropa.

Sucre yang berada di kaki bukit kembar, Churuquella dan Sika-Sika, jumlah penduduknya pada tahun 2006 mencapai 247.300 jiwa. Salah satu desa yang terkenal adalah Tarabuco, yang hingga sekarang menggelar festival Pujllay setiap bulan Maret. Baik keturunan Spanyol maupun penduduk asli berpakaian unik dengan baju khas lokal, menunjukkan identitas budaya dari mana desa mereka berasal.

Chuquisaca merupakan sebutan bagi Sucre oleh Indian Charcas. Sebagai pusat kota dengan bangunan colonial bercat putih, kota ini juga dikenal dengan nama “Kota Putih” atau “La Cudad Blanca”.

Kota bergaya Spanyol ini awalnya didesain sebagai kota yang sederhana. Konsep ruang kota dijumpai hampir mirip di semua kota yang dikuasai oleh Kerajaan Spanyol terutama di wilayah Amerika pada abad ke-16.

Kekayaan mineral di dekat Kota Potosi juga berpengaruh terhadap pembangunan ekonomi, La Plata. Kota ini lantas menjadi pusat budaya. Universidad de San Fransisco Javier yang dibangun tahun 1624, sekolah hukum Real Academia Crolina, serta San Isabel de Hungaria Seminario yang didirikan tahun 1595.

Sucre memperoleh status khusus sejak tahun 1899 dan sekarang menjadi kota konstitusional, pusat pengadilan tertinggi Bolivia.

Kekayaan warisan kota bersejarah Sucre tampak dari perpaduan antara gaya Amerika Latin yang tradisional lokal dan gaya Eropa.Kota ini menyisakan ansambel gereja yang memadukan arsitektur religious dengan tampilan tradisional.

Sejak kota ini dinobatkan sebagai situs World Heritage UNESCO, sejumlah peraturan tambahan mulai diberlakukan. Bukit Sika-Sika dan Bukit Churquella yang mengelilingi kota kini menjadi fokus pemeliharaan.

Tidak ada bangunan atau modifikasi lahan yang diizinkan untuk didirikan di kawasan ini terutama yang tidak sesuai peraturan dan nilai-nilai sejarah Sucre.