traveldraft

Kota Bersejarah Bukhara Dari Masa Ke Masa

Salah satu kota yang masyhur di jalur sutra ini telah berusia lebih dari 2.000 tahun. Bukhara merupakan contoh kota abad pertengahan di wilayah Asia Tengah yang masih memiliki bangunan-bangunan terbaiknya. Monumen penting yang menarik diantaranya adalah Pusara Ismail Samani; maha karya peninggalan abad ke-10 dari arsitektur bangunan Islam.

PublishedSeptember 3, 2016

byDgraft Outline

Kota Bersejarah Bukhara–ada juga yang menyebutnya Bokhara–ditetapkan sebagai situs World Hertage berdasarkan penilaian bahwa kota yang hampir berumur 25 abad ini bukan hanya karena peninggalan bangunan berbentuk masjid, madrasah atau mausoleum, tetapi juga karena seluruh distrik–dengan tata ruang kunonya–hingga kini tetap terpelihara dengan baik.

Sejumlah ansambel yang ada bahkan tetap berkembang selama beberapa abad, tetapi uniknya hal itu tidak keluar dari rancang bangun dan penggunaan tata ruang yang ada sebelumnya.

Kota Bukhara merupakan bagian dari sejarah kota yang panjang. Beberapa penggalian arkeologis membuktikan bahwa kawasan pemukiman di Bukhara ini telah menjadi bagian dari negeri Kushan (sekitar awal abad ke-2 SM).

Bukhara merupakan kota terbesar di Asia tengah. Kota yang strategis karena berada di persimpangan rute perdagangan kuno. Pada abad ke-5 SM kota ini diduga tergabung dalam Negara Ephtalite, sebelum ditaklukkan bangsa Arab.

Kota Persia kuno ini meliputi wilayah hampir 40 hektar, dikelilingi ark (benteng) dan menjadi tempat kediaman penguasa yang silih berganti. Di bagian barat-laut terdapat alun-alun berupa gundukan-gundukan tanah raksasa berbentuk empat persegi panjang. Kota ini juga memiliki kekayaan alam yang melimpah, ada banyak oasis di tempat ini.

Kota ini menjadi ibu kota dari beberapa principalities (Negara yang diatur oleh seorang pangeran), dan juga menjadi pusat dari kegiatan seni dan budaya. Nama Bukhara sering dihubungkan dengan beberapa hal, seperti jenis karpet, sekolah seni lukis yang berkembang pada abad ke-16, serta peninggalan yang masih terpelihara dan tercatat dalam naskah-naskah sejarah.

Kota Bersejarah Bukhara dalam Sejarahnya

Kota Bukhara terletak di bekas Republik Uni Sovyet, Uzbekistan, dengan oasis luas yang teraliri oleh Sungai Zeravsan. Kota ini selama beberapa abad telah menjadi titik perhentian di sepanjang rute perdagangan yang ramai; Bukhara terhubung dengan pusat perdagangan negara-negara lain di kawasan Asia.

Kota Bukhara menjadi pusat budaya pada zaman Kekhalifahan Baghdad tahun 709. Tahun 892, Emir Ismail Ibn Amad (892-907) mendirikan Kerajaan Samaniah dan memilih Bukhara sebagai kota pemerintahan.

Diikuti periode pertumbuhan yang pesat di bidang ekonomi dan budaya, kota ini pun berkembang, terutama saat berada di bawah pemerintahan Karakhani sejak abad ke-11.

Tahun 1220 kota ini diserang bangsa Mongol di bawah pimpinan Jengis Khan; dikuasai sampai paruh kedua abad ke-13. Tahun 1370, kota ini kemudian menjadi bagian Kekaisaran Timurid. Meskipun kota pemerintahannya dipusatkan di Samarkand, Bukhara menjadi kota kedua di Maverannahr.

Pada akhir abad ke-15 terjadi banyak perselisihan penguasa, kekuasaan Timurid bahkan mengalami masa suram, dan Bukhara pun diduduki bangsa nomaden dari Uzbek dibawah pimpinan Sheibani Khan. Selanjutnya di bawah dinasti ini Bukhara menjadi pusatnya Negara Uzbek.

Dinasti ini giat mempromosikan perkembangan ekonomi dan budaya di wilayah Bukhara, sehingga kota ini banyak dijejali bangunan-bangunan baru. Setelah Andullah Khan meninggal pada tahun 1598, terjadi pergantian beberapa dinasti yang memerintah kota ini dalam waktu yang singkat.

Pada akhir abad ke-17 penguasa di kota ini mulai kehilangan tajinya. Beberapa serangan yang dilakukan para penguasa Negara tetangga berhasil; Bukhara kemudian menjadi kota pemerintahan Dinasti Mangut hingga 1920.

Kota Bersejarah Bukhara Sebagai Pusat Islam Ortodoks

Kemakmuran Bukhara yang berawal dari tahun 709 SM, menyusul invasi bangsa Turki, dan selanjutnya tergabung dalam kekhalifahan Baghdad Arab. Bukhara mengalami puncak kejayaan pada abad ke-10, ketika menjadi ibu kota Kerajaan Samaniah. Kota Bukhara mengalami periode baru di bidang ekonomi dan budaya yang prestisius di bawah pemerintahan Dinasti Sheibani (1500-1598).

Sebagian besar monumen yang berasal dari periode Sheibani masih bertahan, dan berkaitan erat budaya dan pengajaran Islam Sunni. Kota Bukhara memiliki banyak sekolah tempat mempelajari ilmu Al-Quran dan berperan penting dalam tradisi Islam Ortodoks.

Setelah runtuhnya Dinasti Sheibani, terjadi penurunan di bidang politik dalam waktu yang lama, dan selama itu pula beberapa pemerintahan silih berganti memerintah kota ini. Hingga tahun 1868 Bukhara menjadi wilayah protektorat Kekaisaran Rusia.

Kota Bersejarah Bukhara, Bangunan- Bangunan Monumental

Bangunan monumental yang menghiasi Kota ini sebagian besar berasal dari abad ke-16, tetapi bangunan ini ditata dalam struktur urban yang berbeda dan menjadi ciri dari masa Samaniah.

Pada abad ke-10 kota ini berkembang menjadi tiga zona: benteng yang tinggi dengan istana kerajaan dan masjid, kumpulan kota pinggiran, dan pusat kota yang dikenal sebagai Sahrestan atau Kota Nobel. Zona terakhir digabungkan dengan wilayah lainnya dengan tembok berpagar tunggal.

Tata kota Sahrestan dibagi lagi ke dalam blok-blok biasa yang dibatasi oleh ruas-ruas jalan yang tegak lurus. Tata kota yang tidak lazim dengan banyak persimpangan jalan kemungkinan meniru jalan Indo-Irani yang dibangun pada abad ke-16.

Di Kota Bukhara terdapat dua fitur jaringan urban yang berbeda, yakni saluran kapiler air dan bangunan kompleks monumen yang didirikan di persimpangan jalan-jalan utama. Di tempat ini lengkungan kubah massif terbuka di keempat sisinya dengan pintu keluar masuk yang juga berbentuk lengkung.

Tempat ini menjadi wilayah lalu lintas terpadat dan paling dicari oleh para penjaja barang-barang keliling. Kini hanya tersisia tiga bangunan dari lima bangunan yang dibanggakan di kota ini yang berlokasi di persimpangan ruas jalan utama, yang disebut sebagai Toki Zargaron. Sedangkan Toki Telpak Feruson berlokasi di kawasan selatan Bukhara dan sekitarnya.

Monumen yang paling terkenal yang berasal dari periode Sheibani adalah Madrasah Mir Arab, sekolah Islam yang mempelajari bidang hukum dan agama, di mana para siswa juga tinggal di asrama sekolah ini.

Bangunan sekolah memiliki struktur berbentuk klasik: di mana ruang-ruangnya diatur mengelilingi lapangan tengah dengan façade dalam titik lengkungan ganda yang membentuk sebuah loggia.

Sedangkan bangunan portal tengahnya memiliki ukuran yang berbentuk kubah tinggi. Madrasah ini juga memiliki hiasan-hiasan dinding berupa dekorasi polychromatic yang asli berwarna biru-hijau.

Hal serupa juga terlihat di kawasan urban Bukhara, yaitu dengan banyaknya bangunan gedung yang sangat indah dan menjadi kebanggaan mereka yang memanggil Bukhara sebagai rumah.