traveldraft

Kota Sousse (Sûsa), Kota Islam di Tunisia

Sousse adalah ibu kota Sousse. Kota ini ditopang oleh kesiapan transportasi, olahan makanan yang kaya, minyak zaitun, tekstil, dan pariwisata. Kota Sousse hari ini juga terkenal sebagai tempat berdirinya Universitas Sousse.

PublishedSeptember 18, 2016

byDgraft Outline

Kota Sousse Tunisia
Image by Ivan / Flickr

Kota ini ditopang oleh kesiapan transportasi, olahan makanan yang kaya, minyak zaitun, tekstil, dan pariwisata. Nama Sousse kemungkinan berasal dari bahasa Berber. Nama-nama yang mirip juga ditemukan di Libya dan selatan Maroko.

Terletak 140 km selatan Kota Tunis, Kota Sousse (Souse atau Sûsa) dahulu bernama Hadrumetum, konon didirikan orang-orang Funisia pada abad ke-11. Kota Sousse hari ini juga dikenal sebagai tempat berdirinya Universitas Sousse.

Setelah jatuhnya Imperium Romawi, bergantian orang-orang Vandal dan Byzantium (Bizantium) mengambil alih kota ini, dan memberinya nama baru, Hunerikopolis dan Justiniapolis.

Kota Sousse Tunisia
Image by János Korom

Dari sejarah ribuan tahun itu naasnya tidak ada monument yang tertinggal di kota ini, karena Oqba bin Nafii dahulu meluluhlantakkan Justinianopolis setelah dua bulan pengepungan.

Kota baru kemudian dibangun di atas reruntuhannya dan mendapat nama baru, Sûsa. Dalam beberapa dasawarsa, status Sûsa meningkat menjadi pelabuhan laut utama dalam pemerintahan Dinasti Aghlabiah.

Seiring dengan kemajuan teknologi Eropa dan kemunduran Islam, Sûsa sempat diduduki bangsa Norman (abad ke-12), dan Spanyol (abad ke-18), serta menjadi target serangan bangsa Venezia dan Perancis. Orang Perancis lah yang mengganti nama Sûsa menjadi Sousse.

Masa-Masa Kejayaan Kota Sousse

Kota Sousse mengalami kemajuan pesat semasa pemerintahan Dinasti Aghlabian (800 – 900). Hadirnya armada muslim yang kuat, meluasnya perdagangan sampai ke Sisilia, dan semakin pentingnya ibukota Kairouan adalah buktinya.

Pada tahun 838-841 lah Masjid Agung Bu Ftata dibangun. Lalu dilanjutkan tahun 844 dengan pembangunan Kasbah pertama. Pada tahun 851 dilaksanakan pembangunan Masjid Agung oleh Emir Abdul Abbas Mohammed, dan tahun 859 dilakukan tahap akhir penyelesaian tembok kota yang menjadi batas medina.

Walaupun pernah mengalami berbagai masa sulit, namun penampilan Kota Sousse tetap berkarakter Arab. Agaknya hal ini terjadi selama berabad-abad setelah perang penaklukkan oleh Negara Islam. Benteng yang melindungi kota ini menjadikan wilayah Ribat kembali ke fungsi religiusnya.

Ribat, yakni bangunan tinggi yang merupakan perpaduan antara menara mesjid dan menara pengawas. Sousse dianggap sebagai salah satu contoh pertahanan laut terbaik yang pernah dibangun bangsa Arab.

Kini, pusat kota abad pertengahan Sousse masih dipertahankan dengan jalan-jalan sempit–seperti labirin. Ada Kasbah dan medina, benteng-benteng ribat, dan tembok panjang di kawasan Laut Tengah.

Kota Sousse sebagai salah satu kota tua islam itu kini dikelilingi kota modern dengan jalan-jalan besar yang lurus dan panjang memudahkan akses bagi siapapun yang ingin mengunjungi-nya.