traveldraft

Masjid Badshahi; Landmar Pakistan dari Abad ke-17

Masjid Badshahi (Badshahi Mosque) atau “Masjid Kaisar” (King’s Mosque) dibangun pada tahun 1673 M oleh Kaisar Mughal Aurangzeb. Masjid yang menjadi landmark kota Lahore, Pakistan ini dikenal karena daya tarik keindahan dan keagungan Arsitektur era Mughal.

PublishedFebruary 3, 2017

byDgraft Outline

Masjid Badshahi (Badshahi Mosque)
Image by Fassifarooq

Mampu menampung lebih dari 55.000 jemaah, Masjid Badshahi merupakan masjid terbesar kedua di Pakistan–setelah Masjid Faisal di Islamabad. Desain dari Masjid Badshahi dinilai erat terkait dengan Masjid Jama di Delhi, India–dibangun pada tahun 1648 oleh ayah Aurangzeb, Kaisar Shah Jahan.

Pembangunan Masjid Badshahi memakan waktu sekitar dua tahun (dari Mei 1671 sampai April 1673). Masjid ini dibangun di seberang sungai Lahore dengan gerbang berbenteng yang dinamai Gerbang Alamgiri.

Masjidnya sendiri selesai pada tahun 1673 di bawah pengawasan saudara angkat Aurangzeb, Muzaffar Hussain (juga dikenal sebagai Fidaie Khan Koka) yang waktu itu menjadi gubernur Lahore.

Dari 1852 dan seterusnya, perbaikan dilakukan di bawah pengawasan otoritas yang bertanggung jawab untuk Masjid Badshahi. Perbaikan dalam skala besar dilakukan pada tahun 1939-1960 untuk mengembalikan Masjid pada kondisi aslinya.

Sebuah museum kecil juga telah ditambahkan menjadi bagian kompleks masjid, yang memiliki koleksi peninggalan dari tokok-tokoh penting umat Islam.

Masjid Badshahi Pakistan; Badshahi Mosque
Image by Muddiii

Seperti karakter pendirinya, masjid Badshahi seolah ingin menyimbolkan ekspresi keagungan dan kemegahan.

Interior dan eksteriornya memiliki hiasan yang kaya dekorasi ( manbatkari ), panel-panelnya dihias dengan sentuhan lukisan, relief, serta tatahan marmer. Atap-atapnya dilengkapi dengan motif Merlons yang indah berhias.

Pada tatahan batu merah diantaranya ada ragam hias motif bentuk teratai yang mencirikan padu padan Indo-Yunani. Asia Tengah dan India juga memiliki pengaruh arsitekturnya, baik dalam teknik maupun motif.

Keseluruhan masjid-nya yang hampir persegi ini dilengkapi lorong-lorong di kanan-kiri ( dalans ) yang mengapit gerbang pintu masuk utama. Terdapat juga empat menara yang terlihat dari kejauhan sebagai latar belakang kota.

Langkah-langkah jemaah yang hendak ke ruang doa dihamparkan marmer beraneka ragam. Ruang doa yang yang dibagi menjadi tujuh kompartemen itu dipercantik dengan lengkung kubah ganda pada tiga lorong.

Di lorong bagian timur, langit-langit kompartemen-nya tampak datar (q alamdani ) dengan tepian lengkung ( ghalatan ) menghias tembok. Lantai yang menyelimuti halaman adalah batu bata yang disusun dalam pola Mussalah.